banner 325x300
Berita

Aliansi BEM Cianjur Segel Kantor Disdikbud, Protes Pembelajaran Daring Tidak Efektif

×

Aliansi BEM Cianjur Segel Kantor Disdikbud, Protes Pembelajaran Daring Tidak Efektif

Sebarkan artikel ini
Aliansi BEM Cianjur Segel Kantor Disdikbud, Protes Pembelajaran Daring Tidak Efektif
SEGEL: Aliansi BEM Cianjur segel kantor Disdikbud Cianjur karena menilai pembelajaran daring tidak efektif bagi siswa. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Cianjur mendatangi dan menyegel kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur, Kamis (6/5/2021).

Mereka menyampaikan aspirasi soal kenjanggalan dalam sistem pembelajaran daring atau online yang dinilai tidak efektif.

Aliansi BEM Kabupaten Cianjur terdiri atas BEM dari Universitas Suryakancana (Unsur), STAI Al-Azhary, STIT Al-Azami, STIS Nahdlatul Ulama, Universitas Putra Indonesia (Unpi), STAI Al-Ittihad, dan STISIP Guna Nusantara.

“Kami merasa Disdikbud Cianjur tidak memberikan penjelasan dan target pembelajaran secara daring, karena dirasa tidak efektif bagi siswa,” kata Koordinator Lapangan sekaligus Presiden Mahasiswa STIE Al-Ittihad, Munzir kepada Cianjur Update, Jumat (7/5/2021).

SEGEL: Aliansi BEM Cianjur segel kantor Disdikbud Cianjur karena menilai pembelajaran daring tidak efektif bagi siswa. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

Presiden Mahasiswa Unsur, Ahmad Abdul Latif mengungkapkan, Pemkab Cianjur harus memberikan sistematika pembelajaran daring yang lebih jelas melalui Disdikbud.

“Sudah menjadi kewajiban Disdikbud untuk meningkatkan kesejahteran hidup tenaga pendidik. Terutama bagi para guru di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir selama satu tahun ini,” jelas dia.

Dunia pendidikan, lanjut dia, tidak lepas dari para pejuang yang tulus tanpa tanda jasa dan berusaha secara maksimal untuk mewujudkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Cianjur.

“Pemkab Cianjur pun semestinya memberikan fasilitas dan memperhatikan warga masyarakat kalangan menengah ke bawah dalam hal ekonomi saat ini,” jelas dia.

Sebab, menurutnya, generasi milenial seharusnya menjadi generasi yang cerdas dalam berkehidupan dan berbangsa. Maka dari itu, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, pihaknya akan terus mengawal berbagai kebijakan dalam dunia pendidikan.

“Hal tersebut agar terwujudnya bangsa yang cerdas seutuhnya” ungkap dia.

Presiden Mahasiswa Unpi, Hilmy menyebut, selama satu tahun lebih masa pandemi berjalan, sistem pendidikan yang saat ini dijalani belum terasa maksimal. Bahkan, semakin adanya ketidakjelasan dari pemerintah.

“Bagaimana menyikapi pendidikan di masa pandemi ini apakah harus terus berjalan secara daring ataupun tidak? Ketidakjelasan ini sangat dirasakan baik itu oleh pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi,” papar dia.

Tentunya, lanjut dia, hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlarut, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik dan merata.

“Sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan masyarakat,” ucap dia.

Presiden Mahasiswa STAI Al-Azhary, Fairiza menjelaskan, perlu digelar evaluasi dalam merefleksikan sejauh mana efektivitas pembelajaran daring atau online.

“Karena walaupun dari segi transfer of knowledge bisa teratasi. Akan tetapi dari segi transfer of skill dan transfer of value belum bisa tercapai,” kata dia.

Sedangkan, sambungnya, untuk tercapainya tujuan dari pendidikan sendiri bukan hanya aspek kognitif saja yang diutamakan, melainkan aspek afektif dan psikomotorik pun harus diutamakan pula.

“Apalagi untuk anak yang mengenyam pendidikan di tingkatan dasar dan menengah,” imbuh Fairiza.

Perwakilan BEM STIS Nahdlatul Ulama, Abdurohman menjelaskan, menyebut Pemkab Cianjur tidak serius dalam mencari jalan keluar dari zona merah masa degradasi pendidikan.

“Saya rasa Disdikbud dari awal pun tidak becus mengurusi permasalahan pendidikan yang ada di Kabupaten Cianjur. Harus ada formulasi baru dan trasnparansi anggaran untuk dapat setiap insan intelektual dapat mengawal anggaran yang masuk dan keluar,” jelas dia.

Ia menuntut keseriusan pemerintah dalam membuat setiap kebijakan dan peraturan yang efektif diterapkan di Cianjur.

“Kami muncul atas kesadaran yang merasa saat ini Cianjur yang kita pijaki sedang tidak baik-baik saja. Maka perlawanan adalah jalan keluar untuk IPM yang lebih baik,” tandasnya.

Sementara itu, Kadisdikbud Cianjur hingga saat ini masih belum bisa menanggapi apa yang menjadi yuntutan Aliansi BEM Cianjur karena tidak bisa dihubungi.(afs/sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan