Berita

Bagaimana Puasa Ramadan di Zaman Rasulullah SAW?

×

Bagaimana Puasa Ramadan di Zaman Rasulullah SAW?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi seseorang yang sedang berdoa.

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur — Puasa Ramadan merupakan ibadah mulia yang dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Namun, bagaimana dengan ibadah puasa yang dilakukan Rasulullah SAW? Apakah sama dengan puasa kita selama ini?

Menurut Kosasih, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MAN 1 Cianjur, Rasulullah SAW berpuasa di bulan Ramadan dengan melaksanakan semua ibadah wajib maupun sunah.

Baca Juga: Bagaimana Stok Darah Cianjur Selama Ramadan?

“Rasulullah beribadah di bulan Ramadan, seperti di waktu-waktu biasa. Beliau dzikir, salat tarawih. Terkadang beliau salat tarawih di masjid, terkadang di rumah karena takut umatnya menanggap bahwa ibadah salat tarawih itu wajib,” paparnya saat diwawancara pada Selasa (14/05/2019).

Kosasih menuturkan, Rasulullah SAW salat tarawih sebanyak 11 Rakaat. “Rasulullah itu salat tak pernah dikurangi, tak pernah dilebihkan, sebelas (rakaat, red). Jika ada yang salat 23 rakaat itu pemahaman masing-masing karena di zaman sahabat nabi juga ada yang salat hingga 43 rakaat,” tuturnya

Itikaf pun dilakukan sepenuhnya di masjid selama 10 hari terakhir. “Di Zaman Rasul itu full itikafnya, di masjid aja seharian beribadah. Perbedaannya dengan sekarang, kan sekarang kita banyak aktifitas di siang hari. Jadi kebanyakan hanya beritikaf di malam hari hingga esoknya,” kata dia.

Kosasih menambahkan, puasa merupakan sarana peningkatan keimanan kepada Allah swt. Ada ayat Qauniyah yang menceritakan tentang seekor ulat yang membungkus dirinya menjadi kepompong. Mereka bertahan sampai akhirnya menetas dan terbang dengan sayap. Hal itu diibaratkan dengan puasa Ramadan.

Baca Juga: Buku Ramadan Dulu dan Sekarang

“Kalau kita bukan untuk terbang, tapi untuk meningkatkan kesadaran, keimanan, terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah,” tambahnya.

“Pemuda masa kini pun jika dipupuk ilmu pengetahuan agamanya insya Allah akan sadar dengan sendirinya. Bukan karena teman, bukan karena lingkungan, tapi karena kesadarannya terhadap apa yang diperintahkan.” pungkasnya. (ct1)

Tinggalkan Balasan