banner 325x300
Pendidikan

Bangkit Bangkrutnya Budaya, Tanggung Jawab Pemerintah

×

Bangkit Bangkrutnya Budaya, Tanggung Jawab Pemerintah

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemerintah dinilai paling bertanggung jawab dalam pelestarian budaya Sunda. Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, agar pewarisan budaya dan seni tradisional tetap terjaga.

Sastrawan Sunda dan Dosen FKIP Universitas Islam Nusantara (Uninus), Etty Rohaeti Sutisna, mengatakan, pemerintah memiliki kewajiban dalam membangkitkan dan memperkuat budaya. Atau bahkan bisa saja pemerintah yang membangkrutkan budaya.

“Selain daripada melesatrikan, pemerintah di sini khususnya Dinas Pendidikan dam Kebudayaan dan Dinas yang memiliki kewajiban untuk menghidupkan budaya kita.” kata dia dalam webinar “Ngamumule Budaya Sunda” yang digelar Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi PBSI Universitas Suryakancana, Rabu (10/3/2021).

Ia mengatakan, pemerintah di bidang pendidikan perlu memantapkan budaya ke dalam kurikulum. Budaya jangan hanya dijadikan ekstrakurikuler tapi harus diwajibkan.

“Karena melalui kurikulum adalah cara menumbuhkan rasa suka terhadap budaya dari generasi ke generasi, memang awalnya terpaksa nantinya jadi biasa,” jelas dia.

Lalu, di bidang kebudayaan dan pariwisata harus gencar disosialisasikan untuk memasyarakatkan pemekaran budaya dan cara memanfaatkannya. Hal itu, lanjutnya, perlu dilakukan pemerintah agar masyarakat sadar akan budayanya.

“Memang pemerintah yang memiliki tanggung jawab soal kehidupan budaya. Semisalnya Cianjur tidak punya Perda tapi ada Undang-undang yang harus dilaksanakan oleh seluruh masyarakat termasuk Kabupaten Cianjur,” ujar dia.

Penerima Anugerah Budaya Bandung 2017 itu menyebut, pemerintah harus diingatkan soal ini agar seharusnya menggelar pagelaran budaya.

“Harus diingatkan kepada pemerintah yang seharusnya menggelar kegiatan kebudayaan. Walau tidak punya perbup, harus mengacu pada perda yang berlaku,” kata dia.

Sementara itu, pegiat Sastra Sunda Cianjur, Ahmad Ginanjar, menjelaskan, di era globalisasi, masyarakat bebas mengakses budaya apa saja. Namun, tetap harus dipilih.

“Apakah kita mau terpukau oleh budaya orang, atau mau melestarikan budaya sendiri? Budaya luar lebih menarik karena bungkusnya lebih bagus,” kata dia.

Ia mengaku curiga dengan Korea Selatan. Menurutnya, Negeri Gingseng memoliki misi budaya melalui berbagai karya seni seperti drama, musik, dan lain sebagainya.

“Saya curiga Korea memiliki misi budaya sehingga kita secara tidak langsung kita tahu budaya mereka. Seharusnya cara itu digunakan oleh kita dengan memaksimalkan teknologi internet,” tandasnya.(afs/rez)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan