Berita

Banyak Potensi, DPMD Masih Data Jumlah Desa Wisata di Cianjur

×

Banyak Potensi, DPMD Masih Data Jumlah Desa Wisata di Cianjur

Sebarkan artikel ini
Banyak Potensi, DPMD Masih Data Jumlah Desa Wisata di Cianjur
POTENSI: Pembangunan Desa Agrowisata di Kampung Wargaluyu Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Cianjur masih mendata jumlah total desa wisata yang ada di seluruh wilayah Cianjur.

Mengingat, potensi desa wisata di Cianjur sangat banyak dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dari berbagai aspek.

Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa DPMD Kabupaten Cianjur, Dendi Renaldi mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya agar potensi wisata dapat dikelola oleh pemerintah desa dengan memilah serta melakukan pendataan ke setiap kecamatan.

Sehingga, lanjutnya, apabila wisata tersebut dikelola dengan baik melalui management yang transparan, maka dapat menghasilkan potensi yang lebih maksimal.

“Nanti akan dicek mana saja yang sudah dikelola desa dan apa saja yang sudah dikerjasamakan dengan pihak swasta atau lainnya,” ujarnya kepada Cianjur Today, Rabu (25/8/2021).

Ia menjelaskan, ada perbedaan antara desa wisata dan wisata desa. Ia menyebut, desa wisata adalah wisata yang berada di wilayah desa dan dikelola sesuai Peraturan Desa (Perdes) yang berlaku.

“Sementara wisata desa adalah wisata yang seharusnya dikelola oleh pemerintah desa, masyarakat dan dibuat Perdes, contohnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),” ungkap dia.

Menurutnya, wisata akan mendorong banyaknya wisatawan dan akan menjadikan pemasukan untuk kas desa, sehingga desa bisa lebih mandiri.

“Ketika ada potensi pada wisata, misalnya perkemahan bagus dan lahannya bisa dikembangkan oleh pemerintah desa, hal tersebut akan mendorong wisatawan untuk datang berkunjung,” jelas dia.

Namun demikian, sambungnya, DPMD Kabupaten Cianjur hanya dapat melakukan pembinaan dan pendampingan saja.

“Kami hanya melakukan pembinaan dan pendampingan. Dalam pelaksanaannya kembali lagi kepada desa tersebut, mau atau tidaknya dalam hal pengelolaan wisata tersebut,” tutup dia.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan