Berita

Beras BPNT di Desa Cikancana Berwarna Kuning dan Bau Menyengat

×

Beras BPNT di Desa Cikancana Berwarna Kuning dan Bau Menyengat

Sebarkan artikel ini
Beras BPNT di Desa Cikancana Berwarna Kuning dan Bau Menyengat
BPNT: Beras BPNT di Desa Cikancana, Gekbrong berwarna kuning dan bau menyengat. (Foto: Ilustrasi)

CIANJURUPDATE.COM, Gekbrong – Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tak berkualitas kembali ditemukan di Cianjur. Kali ini, terjadi di Kampung Babakan Bandung, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong, pada Senin (17/1/2022).

Pasalnya, beras berwarna kuning dan memiliki bau menyengat saat sudah dimasak. Kondisi ini pun sontak membuat para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengeluh, karena mereka menganggap beras tersebut tidak layak konsumsi.

Salah seorang warga, Robiah menerangkan, beras kurang layak konsumsi yang ia peroleh dari pemerintah tersebut baru pertama kali terjadi dibandingkan periode sebelumnya.

“Sekitar satu minggu lalu, untuk tanggalnya saya lupa lagi. Baru kali ini sih dapat beras yang berwarna kuning, karena kemarin-kemarin berasnya bagus,” ujarnya.

Senada, Ina Pulantara juga menerima beras yang tak layak konsumsi tersebut. Ia mengeluhkan, menerima beras dengan aroma bau yang menyengat.

“Jadi beras ini kalau udah matang aromanya bau, tak seperti beras yang lain,” ungkapnya.

Terpisah, pemilik agen e-Warung setempat, Erna mengaku, beras sudah dalam keadaan layak saat KPM menerima beras dan komoditi lainnya. Tidak ada keluhan dari masyarakat saat pembagian tersebut.

“Alhamdulillah untuk beras, gak ada keluhan dari warga, dan mereka terima-terima aja. Kualitas pun sudah sesuai,” kata Erna.

Sementara itu, Camat Gekbrong Sukmawati menyebut, telah memonitoring pelaksanaan Program BPNT ke agen e-Warung di Kecamatan Gekbrong dan membantah jika kualitas beras tidak sesuai.

”Saya, staf Seksi Kesra, dan TKSK telah monitoring penyaluran sembako di agen e-Warung di Desa Cikancana dan Desa Gekbrong. Kami melihat langsung bahwa sembako terdistribusi dalam kualitas baik, bagus, dan layak konsumsi,” sebut Sukma.

Beras Rusak, Langsung Ganti!

Sukma pun meminta kepada KPM Program BPNT, agar segera menukarkan beras maupun komoditi lain dalam kualitas yang kurang layak atau kurang baik.

“Silahkan langsung tukarkan ke agen e-Warung yang bersangkutan,” singkatnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Cianjur dari Fraksi NasDem, Rustam Effendi mengatakan, pihaknya sempat berkomunikasi dengan agen supplier BPNT di Desa Cikancana, Gekbrong.

Rustam menekankan kepada supplier, agar jangan sampai ada penerima bantuan atau KPM yang rugi karena mendapatkan komoditi dengan kualitas yang buruk.

“Sebagai wakil rakyat, saya perlu menanyakan terkait temuan ini kepada pihak supplier yang berada di dapil saya. Dari hasil komunikasi tersebut, yang menjadi Supplier ini mendapat pasokan beras dari beberapa pihak,” tuturnya.

Karena hal itu, ada beberapa kualitas beras yang mungkin mengalami penurunan kualitas karena terdapat pemasok yang berbeda-beda dalam penanganannya.

“Namun, bagaimanapun pihak supplier harus tetap bertanggungjawab, bila ada kualitas barang yang tidak baik ini. Jangan sampai KPM menjadi pihak yang dirugikan,” pungkasnya.

Banyak Komoditi yang Tidak Sesuai Standar

Tak hanya di Cikancana, berdasarkan hasil penelusuran wartawan di lapangan mengenai program bantuan sembako di Kabupaten Cianjur.

Terdapat banyak ketidaksesuaian kualitas komoditi yang didapatkan KPM.

Selain beras dengan kualitas buruk, di beberapa agen ada buah dalam keadaan busuk, daging ayam yang berwarna kehijauan. Adapula telur yang dalam keadaan pecah dan busuk.

Hal ini menunjukkan komoditi tersebut masih terdapat kekurangan apabila di kaitkan dengan 6T.

6T merupakan standar dalam penyaluran bantuan, yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat administrasi.

Beranjak dari hal tersebut, Dinas Sosial perlu melakukan evaluasi di tingkat bawah, mulai dari keagenan itu sendiri. Dinas sosial sebagai leading sector program sembako sampai di tingkat kabupaten , perlu membuat tim verifikator yang terdiri dari element pemerintahan dan APH terkait. Sehingga program sembako berjalan seperti semestinya.(**)

Tinggalkan Balasan