Berita

Cianjur Krisis Cagar Budaya, Disparpora Genjot Pelestarian Bangunan Bersejarah

×

Cianjur Krisis Cagar Budaya, Disparpora Genjot Pelestarian Bangunan Bersejarah

Sebarkan artikel ini
Cianjur Krisis Cagar Budaya, Disparpora Genjot Pelestarian Bangunan Bersejarah
BERSEJARAH: Bumi Ageung merupakan rumah peninggalan Bupati Cianjur, Aria Prawiradiredja II. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Cianjur terus mengupayakan agar Kabupaten Cianjur memiliki museum atau cagar budaya yang memuat sejarah Cianjur. Mengingat, saat ini tata kelola pariwisata sejarah di Cianjur masih terbilang minim.

Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparpora Cianjur, Ahmad Taufik Rahman mengatakan, ada beberapa tempat yang menjadi pelestarian budaya dan kesenian di Cianjur. Salah satunya adalah gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC).

“Rencananya dulu itu pemerintah akan membuat museum secara khusus, yang letaknya di samping Sekretariat Daerah (Setda) bekas SMAN 2 Cianjur. Karena itu juga masuk cagar budaya, makanya akan dilestarikan untuk museum budaya,” ujarnya kepada Cianjur Today, Rabu (11/8/2021).

Ia mengaku, belum mengetahui persis mengenai seluk beluk DKC sebagai bagian dari sejarah Cianjur. Namun, Ahmad menyebut, DKC kerap digunakan untuk melestarikan kesenian Cianjur yaitu Ngaos, Mamaos, dan Maenpo.

“Hanya mungkin sekarang kondisinya belum tertata dan pemanfaatannya belum maksimal. Mudah-mudahan dengan ada konsep budaya, bisa dimaksimalkan lagi pemanfaatannya dan akan ada renovasi,” ucap dia.

Selain itu, Ahmad mengaku belum mengetahui ada berapa cagar budaya yang ada di Kabupaten Cianjur. Namun, lanjutnya, sudah ada beberapa tempat yang dimasukkan ke dalam Peraturan Gubernur agar menjadi cagar budaya.

“Salah satunya bangunan bekas SMAN 2 Cianjur dan Bumi Ageung juga sekarang sedang diupayakan untuk menjadi cagar budaya,” jelas Ahmad.

Ia pun mengaku, ingin mengembangkan pariwisata terlebih bidang itu masuk dalam perencanaan jangka menengah dan panjang. Mengingat, potensi di Kabupaten Cianjur cukup banyak, mulai dari hutan, laut, pantai, hingga air terjun.

“Hanya mungkin, untuk penataannya perlu skala prioritas, mana yang harus disegerakan dan tidak. Kalau semuanya sekaligus, kami juga terbatas anggaran,” ucap dia.

Akan tetapi, sambungnya, hal yang paling mungkin untuk dikembangkan secara cepat adalah desa wisata. Menurutnya, desa wisata bisa dibangun dengan menggunakan Dana desa dan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur.

“Desa wisata juga muncul dari desa itu sendiri, sehingga potensi berkembangnya lebih cepat daripada yang sifatnya top-down,” tandas dia.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan