banner 325x300
Berita

Cuaca Semakin Dingin, BMKG: Puncak Kemarau Diprediksi Agustus-September

×

Cuaca Semakin Dingin, BMKG: Puncak Kemarau Diprediksi Agustus-September

Sebarkan artikel ini
Prakiraan Cuaca, Senin 29 Maret 2021: Hari Ini Cianjur Akan Diguyur Hujan Ringan
Ilustrasi

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kondisi cuaca belakangan ini khususnya di Jawa Barat cukup terasa dingin. Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat, cuaca berkisar 17,6 derajat celcius.

Kondisi tersebut masih terbilang normal dikarenakan adanya angin dominan yakni angin tenggara (monsun australia) yang membawa udara dingin dan kering.

BMKG mencatat wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau adalah 63,16 persen dari 342 zona musim. Untuk wilayah Jawa Barat, wilayah Utara sudah memasuki musim kemarau.

Kepala Stasiun BMKG Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan, puncak musim kemarau 2021 di Jawa Barat diprediksi terjadi pada Agustus-September 2021. Wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim kemarau pada awal Juli dasarian I 2021.

“Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini BMKG, pada level pengaruh skala global
terhadap Jawa Barat, indeks ENSO menunjukkan kondisi netral (indeks ENSO -0,14), dan sebagian besar institusi memprediksi kondisi netral setidaknya akan berlangsung hingga September 2021 dan menjadi La Nina Lemah pada Oktober hingga Desember 2021,” kata dia, Kamis (8/7/2021).

Selain Cuaca Dingin, Ini Info Ketinggian Gelombang

Selain itu, Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Negatif (-0,46), dan diprediksi akan kembali netral hingga Desember 2021. Sedangkan anomali SST menunjukkan kondisi netral dengan anomali antara -0,25 oC hingga 2,0 oC. Tidak ada anomali di wilayah Laut Jawa.

Pada level pengaruh regional, lanjut dia, MJO terpantau aktif dengan intensitas lemah pada fase satu dan akan memasuki fase dua hingga empat pada awal Dasarian II Juli 2021.

“Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR, Jawa Barat termasuk wilayah dengan OLR konvektif lemah (agak basah) hingga akhir Dasarian III Juni 2021 dan akan semakin menguat sampai dengan pertengahan Dasarian II Juli 2021,” jelas dia.

Ia menjelaskan, Jawa Barat dipengaruhi angin Monsun Australia hingga berpengaruh pada menurunnya aktivitas konvektif dan pembentukan awan di wilayah Jawa Barat pada umumnya.

Kondisi dinamika atmosfer lokal wilayah Jawa Barat pada umumnya mulai memasuki kondisi stabil-labil. Hal ini ditunjukan dengan Lifted Index bernilai -1 hingga -4 dan nilai K Index 35 <= 38. Pantauan nilai kelembapan relatif (RH) masih tinggi dengan rentang antara 50%-95%
terutama pada siang hingga malam hari, dari level permukaan hingga ketinggian 850 mb.

“Hasil analisis dari kondisi atmosferik global hingga lokal diatas berpengaruh pada supresi
pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Barat pada umumnya. Sehingga kejadian hujan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya mulai menurun,” ungkap dia.

Angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Ketinggian gelombang maksimum pqda tanggal 6 Juli 2021 di perairan Utara Jawa Barat
berkisar antara 0,0–1,0 meter dan di perairan Selatan Jawa Barat berkisar antara 2,0-3,5
meter.

Waspada dan Tetap Tenang

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca yang dinamis pada musim kemarau ini. Masih ada peluang kecil terjadi bencana meteorologis terutama angin kencang dan puting beliung,” kata Teguh.

Bagi yang sedang dalam perjalanan di jalan raya, imbau dia, apabila terjadi cuaca ekstrim seperti angin kencang, diharapkan segera menepi dan masuk ke gedung, hindari berlindung di bawah pohon besar pada kondisi demikian, menjauhi tebing jika berada di wilayah yang berbukit.

“Hal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat saat ini adalah tetap tenang dan waspada, berhati-hati ketika beraktifitas di luar rumah dan mengurangi kegiatan di luar apabila tidak penting,” jelas dia.

Kemudian mencari informasi resmi kebencanaan dari pihak yang berhubungan langsung seperti BNPB, BMKG, TAGANA, TNI, Polri dan aparat Pemerintahan setempat.

“Berkaitan dengan peringatan dini tinggi gelombang, bagi masyarakat yang berkepentingan ke wilayah pesisir perairan Selatan Jawa Barat, diharapkan agar selalu berhati-hati dan memperhatikan rambu-rambu keselamatan yang ada,” tutupnya.(afs/rez)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan