banner 325x300
Berita

Curhat Pedagang soal PPKM Darurat: Kalau Mau Ditutup ya Dikasih Bantuan!

×

Curhat Pedagang soal PPKM Darurat: Kalau Mau Ditutup ya Dikasih Bantuan!

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sangat terasa dampaknya bagi para pedagang non-esensial. Mereka pun harus berhenti jualan hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Seperti halnya di Pasar Cipanas, seribu lebih kios ditutup hingga membuat pedagang menjerit kehilangan penghasilan. Suasana pasar sepi karena toko sandang, perhiasan, elektronik, dan sejenisnya tutup.

J salah seorang pedagang tas dan topi mengatakan, ia sudah mengetahui adanya penutupan kios non-essensial akibat PPKM Darurat. Pedagang yang bersebalahan dengannya pun tutup.

“Sudah tahu ada aturan itu, banyak kios teman yang ditutup juga,” kata dia kepada Cianjur Update, Rabu (7/7/2021).

Namun, sesekali ia terpaksa berjualan karena kebutuhan keluarga. Kata dia, penghasilannya sudah berkurang karena dampak pandemi Covid-19. Kini, dengan adanya PPKM Darurat J semakin kesulitan mendapatkan penghasilan.

“Kalau mau ditutup ya dikasih bantuan. Ini mah ditutup tapi nggak dikasih apa-apa. Tega bener emang,” ungkapnya.

J sendiri memiliki tiga anak yang masih bersekolah. Salah satu anaknya saat ini akan memasuki jenjang SMP sehingga ia masih membutuhkan biaya.

“Anak tiga, yang SD dua, dan satu lagi itu mau masuk SMP. Sekolah aja sekarang masih online, pasti butuh biaya kuota,” jelas dia.

Dirinya berharap pemerintah mau memberikan keadilan terhadap rakyat kecil. Menurutnya, masyarakat menengah ke bawah seperti dirinya akan kesulitan jika tidak bekerja.

“Sehari tutup saja sudah ribet, apalagi sampai tanggal 20. Semoga pemerintah mau memberikan keadilan,” harapnya.

Hanya Bisa Pasrah

Sama halnya dengan Dadang (44), salah seorang pedagang di Rest Area Segar Alam Ciloto. Ia bercerita mulai kehilangan penghasilan sejak awal pandemi Covid-19 merebak di Cianjur. Kondisinya diperparah dengan adanya PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 lalu.

“Pasti kena imbas. Bahkan, sebagian pedagang malah tutup, gak jualan soalnya ya nggak ada pembeli yang kerja juga kan WFH,” tuturnya.

Dadang mengungkapkan, di hari biasa sebelum pandemi bisa mendapatkan penghasilan yang cukup. Kini penghasilan per harinya hanya bisa untuk menutupi ongkos pulang ke rumah.

“Hari biasa bisa nyampe Rp200 sampai Rp300 ribu per harinya. Kalau sekarang kalau dapet pembeli ya cuma cukup buat ongkos pulang doang,” tambahnya.

Ia pun berharap pandemi Covid-19 bisa segera teratasi oleh pemerintah. Mengingat, kondisi ekonomi untuk masyarakat kecil seperti Dadang sulit diatasi selama ini.

“Pengen cepet beres pandemi, biar bisa rame lagi, kalau gini terus susah dapet penghasilan,” harapnya.

Pedagang lainnya, Ujang (48) mengaku akan tetap berjualan selagi bisa. Walaupun kini pembeli sudah mulai berkurang karena adanya penyekatan, tapi ada saja warga yang mau membeli.

“Ada yang beli juga syukur kalau sekarang mah. Disyukuri saja apa yang udah dikasih,” jelas dia.

Ia berharap segala persoalan tentang Covid-19 bisa segera berakhir. Ujang menilai, ekonomi keluarga semakin tercekik dengan PPKM Darurat, namun ia hanya bisa pasrah.

“Pasrah aja, semoga bisa cepat selesai dan kembali hidup normal,.” tandas dia.(afs/rez)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan