Pendidikan

Depresi Karena Sekolah Daring? Disdikbud Cianjur: Dipahami Saja

×

Depresi Karena Sekolah Daring? Disdikbud Cianjur: Dipahami Saja

Sebarkan artikel ini
Depresi Karena Sekolah Daring? Disdikbud Cianjur: Dipahami Saja

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Sekolah di Kabupaten Cianjur sampai saat ini masih menerapkan pembelajaran daring atau online di tengah pandemi Covid-19 yang kadang membuat siswa depresi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Cianjur pun berharap masyarakat dan siswa dapat memahami hal ini.

Sekretaris Disdikbud Cianjur, Moch Asep mengaku, sampai saat ini belum ada arahan apapun dari pemerintah pusat atau provinsi. Meski demikian, ia menyebut, banyak keluhan dari guru-guru soal sistem sekolah daring.

“Sampai saat ini daring dan luring berjalan, apakah guru-guru banyak keluhan? Banyak. Dan, bagaimana pun mengajar enak di tempat sarana prasarana sekolah, daripada door to door, nambah biaya,” tuturnya saat ditemui di Kantor Disdikbud, Rabu (21/10/2020).

Menanggapi banyaknya siswa yang memanfaatkan sekolah daring untuk bisa bermain lebih bebas, Asep mengatakan, semua pihak cukup memahami saja. Selain itu, ada juga kendala lain seperti internet, akses, jalan, bahkan banyak guru atau siswa yang depresi akibat sekolah daring.

“Untuk saya pribadi, dipahami saja lah. Sebab bagaimana pun dalam situasi darurat. Yang penting, saya sudah menekankan kepada seluruh guru dengan perhatian dari masyarakat dan sector lain, diupayakan bagaimana pun caranya harus memberikan pembelajaran bagi siswa,” katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, sekolah di semua tingkatan masih belum diizinkan untuk buka.

“Sekolah belum kita buka di semua jenjang, tingkatan. Mulai dari SD, SMP, SMA belum kita izinkan untuk buka,” tuturnya.

Pesantren Boleh Tatap Muka, Asal…

Namun, berbeda dengan pondok pesantren. Ia menjelaskan, untuk pesantren bisa beraktifitas namun dengan pengawasan yang ketat dari tim Satgas Penanganan Covid-19. Mengingat, seluruh warga pesantren menginap di pondok.

“Ketika masuk, dites, negatif semua, baru bisa beraktifitas. Asal jangan ada yang boleh keluar, termasuk pendidiknya,” kata dia.

Yusman menuturkan, dalam menjalankan pengawasan, pihaknya berkoordinasi dengan tim Satgas Kecamatan. Beberapa waktu sebelumnya, pihaknya sempat menemukan beberapa pendidik pesantren yang terindikasi Covid-19, namun kini sudah aman.

“Namun, beberapa pendidik sempat kita temukan di beberapa pesantren, belum menjadi klaster keluarga. Tapi itu sudah clear, sehingga aman untuk santri.” tandasnya.(afs)

Tinggalkan Balasan