banner 325x300
Berita

Dikira Anak Polisi yang Terbakar, Ridwan Beri Penjelasan

×

Dikira Anak Polisi yang Terbakar, Ridwan Beri Penjelasan

Sebarkan artikel ini
Rdwan, siswa yang membantu Polisi yang terbakar saat kerusuhan di depan kantor bupati.

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Siswa SMK Pasundan, Mochamad Ridwan Suryana (18) yang ikut membantu polisi yang terbakar di kerusuhan di depan Pendopo Cianjur Kamis (15/8/2019) kemarin mengklarifikasi bahwa dirinya bukan anak dari polisi tersebut. Sebelumnya beredar isu di masyarakat bahwa ia merupakan anak kandung dari polisi yang ditolongnya.

Ridwan mengatakan bahwa dirinya membantu polisi tersebut murni karena kemanusiaan. Ia mengklarifikasi bahwa dirinya bukan anak dari polisi yang terbakar di kerusuhan tersebut seperti yang diasumsikan masyarakat belakangan ini.

“Banyak isu itu (polisi) bapak saya, itu tidak benar. Malah saya gak kenal dengan korban. Ya, atas nama kemanusian ya wajib kita tolong,” katanya saat diwawancara Jumat (16/8/2019).

Baca Juga :

Menanggapi banyak orang yang memujinya di social media, Ridwan tidak terlalu menganggap bahwa hal tersebut istimewa. Ia menegaskan bahwa apa yang ia lakukan merupakan murni tindakan kemanusiaan, bukan untuk eksistensi atau pun ingin dikenal banyak orang.

“Dipuji atau dihina pun saya mah ya terserah mereka. Yang terpenting selama hidup saya, saya selalu berbuat baik kepada setiap orang. Saya membantu korban murni atas dasar kemanusian, bukan eksistensi dan famous,” tuturnya.

Terinspirasi oleh Gus Dur

Ridwan mengaku selalu mengutamakan kemanusiaan karena terinspirasi dari kata-kata yang diucapkan Presiden RI keempat, Dr. K. H. Abdurrahman Wahid. Menurutnya, kemanusiaan adalah hal yang sangat penting.

“Saya selalu teringat kata-kata Alm. Gusdur sehingga menjadi motivasi. “Ada yang lebih penting dari politik yaitu kemanusian”. Kemanusian harus di atas segalanya,” ucap dia.

Ia berharap apabila terjadi unjuk rasa tidak sampai memakan korban seperti polisi yang terbakar kemarin. Menurutnya, menyampaikan aspirasi itu sah bagi masyarakat. Pemerintah pun sewajarnya harus mampu menampung aspirasi tersebut.

“Di negara demokrasi, emang sah-sah saja untuk menyampaikan aspirasi terhadap penguasa atau demo. Tapi, kedepannya semoga  demo tidak sampai menimbulkan korban, apalagi a seperti polisi yang terbakar kemarin, dan semoga aspirasi yang di ungkapkan teman-teman massa aksi kemarin dapat didengar dan dilaksanakan oleh penguasa.” pungkasnya. (ct1)

Reporter: Afsal Muhammad

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan