banner 325x300
Berita

Dukung PPKM Darurat, Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away

×

Dukung PPKM Darurat, Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away

Sebarkan artikel ini
Dukung PPKM Darurat, Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away
PPKM: Dukung PPKM Darurat, pengusaha cafe dan restoran di Cianjur layani take away only. (Foto: Ilustrasi)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – PPKM Darurat, telah berjalan sejak (3/7/2021) lalu. Seluruh kegiatan masyarakat mulai terbatas, termasuk pengusaha restoran dan cafe yang hanya boleh melayani pemesanan take away atau untuk dibawa pulang.

Hal tersebut merupakan aturan yang wajib dilaksanakan semua pihak demi menekan meningkatnya penyebaran Covid-19 di Cianjur.

Digital Marketing Sela Kopi Cianjur, Mulki (20) mengatakan, kebijakan ini memang sedikit mempengaruhi usahanya. Namun ia tetap mendukung pemerintah, mengingat angka Covid yang semakin meningkat.

“Pasti harus turut melaksanakan, karena kami juga turut mendukung kebijakan pemerintah. Meskipun banyak juga pelanggan yang kurang suka take away. Tapi kami terus berusaha memaksimalkan order online melalui beberapa promo yang mendukung take away only,” ujar Mulki kepada Cianjur Update, Rabu (7/7/2021).

Selain take away only, dalam aturan PPKM Darurat, pengusaha kuliner pun hanya boleh beroperasi hingga pukul 20.00 malam. Kebijakan ini tentunya membuat dilema para pelaku usaha.

“Di sisi lain kebijakan ini tepat, karena kasus Corona terus meningkat. Sisi lainnya lagi ada beberapa UMKM yang juga mengandalkan dine in dan harus putar otak menghadapi kebijakan ini,” lanjut Mulki.

Dalam kesempatan yang sama Manager Geprek Bensu Cianjur, Tatang Sutardy (56) juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mangaku, pihaknya masih memperhatikan situasi.

“Lihat situasi dan kondisi, kalau sekiranya masih sesuai prokes dan aman untuk makan di tempat selama tidak ada Kerumunan, maka saya laksanakan kedua-duanya,” paparnya.

Restoran dan Cafe di Cianjur Hanya Layani Take Away

Menurutnya, kebijakan ini sangat berpengaruh besar pada kesejahteraan karyawan. Akibat dari lokcdown dan karantina, tak sedikit dari mereka yang harus berhenti bekerja.

“Secara pribadi, sebagai pelaksana bisnis di lapangan, cara ini tidak adil dan sangat menghancurkan ekonomi rakyat. Akan tetapi mungkin pemerintah punya pemikiran lain akan hal ini,” ungkapnya.

Ia menerangkan, sebagai contoh karyawan di Geprek Bensu yang awalnya berjumlah 30 orang, sejak PSBB hingga PPKM Darurat ini hanya tinggal sembilan orang karyawan lagi.

“Sebagian kena dampak,
dan yang masih bertahan hanya menerima gaji setengah dari UMR,” jelasnya.

Adapun keduanya mengaku, tetap menjalakan prokes yang sesuai meski hanya take away. Namun soal vaksin bagi karyawan, Geprek Bensu Cianjur menyerahkan keputusan itu secara pribadi kepada karyawan.

“Kalau kami menggunakan prokes vaksinasi apalagi pelayanan makanan dan minuman, tentunya hal tersebut menjadi hal utama di masa sekarang,” lanjut Mulki.

Saat ini Geprek Bensu Cianjur dan Sela Kopi akan berfokus pada order secara online. Pelanggan tetap bisa datang ke lokasi untuk memesan, namun tidak diperkenankan untuk dine in.

Terakhir, keduanya berharap problema Covid-19 segera berakhir, dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sebelumnya.

“Harapan ini adalah harapan semua manusia dan juga harapan saya pribadi, semoga pandemi ini segera berakhir. Kasian pengangguran makin banyak, apalagi sekolah tutup, mau jadi apa generasi kita ke depan,” pungkas Tatang.(ega/sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan