Berita

Gawat! Terindikasi Ada WNA Bekerja Kasar, Hingga Miliki Dokumen Kependudukan di Cianjur

×

Gawat! Terindikasi Ada WNA Bekerja Kasar, Hingga Miliki Dokumen Kependudukan di Cianjur

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Gekbrong – Warga Desa Cintaasih, Kecamatan Gekbrong mengindikasikan keberadaan Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja menjadi buruh kasar, hingga memiliki dokumen kependudukan pada sebuah peternakan ayam seluas delapan hektare.

Diketahui peternakan ayam tersebut milik PT Mandiri Jaya. Dari pengamatan warga setempat, perusahaan itu diduga menggunakan jasa tenaga kerja asal China untuk bekerja kasar. Kecurigaan warga muncul dari ketidak bisaan beberapa pekerja kasar dalam berbicara bahasa Indonesia.

Pengamatan yang dilakukan Cianjurtoday.com, di lokasi peternakan ayam beberapa mobil truk boks terlihat keluar masuk gerbang. Namun tim Cianjurtoday.com tak dapat menjumpai buruh kasar WNA itu, sebab dikabarkan mereka tengah dipulangkan oleh perusahaan ke negaranya.

Salahseorang karyawan PT Murni Jaya Abah (50) mengatakan ada sekitar delapan orang pekerja berkewarganegaraan Cina di peternakan.

“Tugasnya berbeda-beda dari mulai mandor atau pengawas sampai dengan bagian pengecekan kualitas telur atau quality control,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (04/03/2019).

Sambung Abah, para pekerja berkewarganegaraan China tersebut terdiri dari perempuan dan laki-laki. Menurutnya, saat ini pekerja berkewarganegaraan China tersebut sedang pulang dan sudah menjadi kebiasaan mereka pulang mengurus izin lalu balik lagi.

“Katanya mereka saat ini sedang pulang, biasanya mereka mengurus izin lalu kembali lagi,” ujarnya.

Dikatakan Abah, saat ini di tanah seluas delapan hektare itu terdapat 200 kandang ayam. Kemudian, perusahaan juga diketahui tengah membangun kandang baru.

“Peternakan tersebut berdiri di atas lahan sekitar delapan hektare dengan membeli tanah dari warga, saya melihat saat ini sedang membangun lagi,” katanya.

Bahkan, lanjut Abah, dari pengamatannya sempat beberapa buruh kasar WNA yang diperhatikan olehnya mempunyai dokumen kependudukan semisal KTP hingga surat izin mengemudi (SIM).

“Selain bekerja, mereka juga suka wara-wiri menggunakan mobil. Mereka sering mengendarai mobil untuk membeli kebutuhan dan keperluannya ke kota. Jadi ada yang membuatkan mereka SIM juga,” bebernya.

Karyawan lainya Cicih membenarkan, bahwa selama ini sudah menjadi hal biasa pekerja berkebangsaan China keluar masuk setiap setahun sekali di perusahaan itu.

“Paling WNA itu setahun berada di kampungnya, terus kembali lagi bekerja di PT Mandiri Jaya. Kalau yang dua orang kemarin dua bulan yang lalu pulang,”kata Cicih.

Menurut Cicih karyawan lokal yang bekerja di PT Mandiri Jaya tak digaji sesuai dengan UMK karena sebagian besar karyawan tersebut bekerja dengan cara borongan alias buruh harian lepas.

Cicih mengakui jika selama ini ia bekerja di perusaan tersebut tidak menerima hak-hak sebagai karyawan sebagaimana dalam aturan pemerintah.

“Memang betul seleruh karyawan lokal disini tidak diikutsertakan kepesertaan BPJS, saya juga punya BPJS kesehatan bukan dari perusahaan,” jelasnya.

Sementara itu, Humas PT Mandiri Jaya, Jajat, membantah adanya delapan pekerja berkewarganegaraan Cina di peternakan ayam yang terletak di tengah perkebunan teh ini. Ia mengaku hanya ada dua pekerja dan saat ini sedang pulang ke negaranya.

“Peternakan ini dulu perusahaan pribadi keluarga, sepengetahuan saya pekerja berkewarganegaraan Cina tersebut tak akan kembali lagi, belum setahun mereka pulang pergi, karena paspornya susah sekarang jadi kemungkinan tak akan kembali,” kata dia.

Ajat mengatakan, saat ini yang bertahan ada juga WNI keturunan etnis Tionghowa. Untuk urusan adanya warga asing di peternakan.”Kalau yang keturunan sejak bujangan sudah di sini,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai berapa jumlah gaji yang dibayar untuk para pekerja, Jajat menjawab secara kepengurusan karyawan bukan bagiannya, sehingga ia kurang mengetahui berapa gaji yang dibayar apakah sudah sesuai UMK atau belum.

“Kalau jumlah pekerja ada sekitar 60 orang karyawan, gajinua saya juga tak tahu, karena di sini diberlakukan sistem borongan,” pungkasnya.(riz)

Tinggalkan Balasan