Berita

Geram! Keluarga Perawat Imas Ungkap Sejumlah Kejanggalan Saat Reka Adegan

×

Geram! Keluarga Perawat Imas Ungkap Sejumlah Kejanggalan Saat Reka Adegan

Sebarkan artikel ini
Geram! Keluarga Perawat Imas Ungkap Sejumlah Kejanggalan Saat Reka Adegan
JANGGAL: Keluarga almarhumah perawat Imas Mulyani ungkap sejumlah kejanggalan dalam reka adegan. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Keluarga almarhumah perawat Imas Mulyani (40), yang dibunuh suaminya sendiri Kusnaedi Jaelani (60) mengungkap sejumlah kejanggalan dalam reka adegan yang digelar Polsek Bojongpicung di Mapolres Cianjur, pada Selasa (15/6/2021) lalu.

Kakak kandung korban, Uus Mulyadi (47) mengungkapkan, ada unsur pembelaan yang dilakukan pelaku dalam reka adegan itu.

“Mungkin ada unsur pembelaan atau gimana. Pokoknya ada yang tidak sesuai, seperti pelaku yang membawa sajam karena geng motor. Padahal kejadiannya subuh, dan setahun yang lalu juga pernah mau terjadi pembunuhan. Bahkan pelaku membawa empat celurit dengan sasaran mau melukai almarhumah,” ujar Uus kepada wartawan, Kamis (17/6/2021).

Selain itu, selama setahun lamanya, pelaku sering melayangkan ancaman pada keluarga korban. Maka dari itu, pihak keluarga menduga pembunuhan ini sudah pelaku rencanakan.

Keluarga Perawat Imas Ungkap Sejumlah Kejanggalan Saat Reka Adegan

Uus pun mengaku geram karena gestur pelaku sangat santai saat melakukan reka adegan tersebut.

“Mungkin secara manusiawi geram juga, tapi sekarang lagi proses hukum. Saya serahkan saja kepada pihak yang berwajib dan saya harap pelaku mendapatkan hukuman setimpal. karena setiap hari dia memberi ancaman pada kami,” paparnya.

Tidak hanya itu, Uus menyebut, masih ada hasil reka adegan yang tidak sesuai dengan kejadian aslinya. Seperti pelaku yang menyebut bahwa pernah ada geng motor yang melukai korban, sehingga membuatnya membawa sajam setiap hari.

“Banyak yang nggak sinkron mungkin karena ada pembelaan. Kebohongan dia juga adalah soal geng motor yang melukai adik saya. Hampir setiap hari dia bawa sangkur, ini seperti sudah direncanakan,” jelasnya.

Ketika ancaman pembunuhan pertama muncul, keluarga mencoba untuk melaporkannya ke kepolisian. Namun, almarhumah menolak karena takut lingkup sosial anaknya yang kena imbas.

“Adik saya takut anaknya minder karena kasus ini,” ucapnya.

Uus menyebut, pelaku jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan masyarakat. Bahkan, menurut penuturan tetangga Uus, pelaku memiliki banyak senjata tajam di rumahnya. Pelaku pun tidak bekerja selama ini dan hanya mengandalkan pemberian dari almarhumah.

“Bekerja nggak, yang bekerja tulang punggung adalah adik saya,” tandasnya.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan