Berita

Hari Lahir Pancasila, Jokowi Singgung Ideologi Transnasional Radikal Era Teknologi 5G

×

Hari Lahir Pancasila, Jokowi Singgung Ideologi Transnasional Radikal Era Teknologi 5G

Sebarkan artikel ini
Hari Lahir Pancasila, Jokowi Singgung Ideologi Transnasional Radikal Era Teknologi 5G
PANCASILA: Hari Lahir Pancasila, Presiden Jokowi minta masyarakat waspadai ideologi transnasional radikal. (Foto: Instagram Jokowi)

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Lewat pidato peringatan Hari Lahir Pancasila, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung terkait pesatnya perkembangan ideologi transnasional radikal di tengah perkembangan teknologi.

Bahkan, lanjut Jokowi, melalui bantuan teknologi 5G, ideologi transnasional radikal bisa menjangkau semua pelosok Indonesia.

“Ketika konektivitas 5G sedang melanda dunia, maka interaksi antar dunia juga akan semakin mudah dan cepat. Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideologi-ideologi transnasional radikal untuk merambah ke seluruh pelosok Indonesia, seluruh kalangan, dan seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu,” ujar Jokowi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/6/2021).

Jokowi mengungkapkan, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut.

Ia pun meminta semua lapisan masyarakat untuk memanfaatkan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila ini untuk memperkokoh nilai-nilai Pancasila.

“Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini,” jelasnya.

Menurut Jokowi, diperlukan cara-cara di luar kebiasaan untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila guna menghadapi rivalitas dan kompetisi dengan ideologi transnasional tersebut. Caranya, yakni dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Pancasila, lanjut Jokowi, harus menjadi fondasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perkembangan ideologi transnasional bisa diantisipasi.

“Menghadapi semua ini, perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0,” paparnya.

Sementara itu, tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian, mengungkap pesan Jokowi mengenai ekspansi ideologi transnasional radikal di Indonesia.

“Kita sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi tengah, moderat, dan prokebangsaan. Ideologi transnasional radikal berpotensi memecah belah bangsa dan membuat ‘Indonesia’ berumur pendek. Pesan yang terangnya: radikalisme no, moderasi yes!” kata Donny.

Bagi Donny, moderasi menjadi kunci penting bagi Indonesia sebagai negara bangsa. Seluruh masyarakat, mulai aparatur negara hingga agamawan, harus konsisten dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, Donny menjelaskan, ideologi transnasional radikal yang memecah belah itu adalah ideologi yang menghalalkan kekerasan dan menyebarkan ketakutan. Menurut dia, ideologi itu bisa bersumber dari agama hingga kebudayaan.

“Ideologi khilafah yang dianut kelompok HTI adalah salah satu contohnya,” kata Donny.

Lalu bagaimana agar masyarakat tak terjerat ideologi transnasional radikal tersebut? Donny memberikan penjelasan.

“Pendidikan adalah kunci, khususnya critical thinking, sehingga masyarakat tidak mengunyah begitu saja ideologi transnasional,” tandasnya.(sis)

Tinggalkan Balasan