Jabar

Heboh, Bocah SD Tewas Dibully Anak Tetangga

×

Heboh, Bocah SD Tewas Dibully Anak Tetangga

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM – Seorang bocah SD berinisial FA (6) tewas diduga setelah dibully oleh temannya sendiri berinisial I. FA yang merupakan siswa SD di di Bekasi ini menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, pada 30 Agustus 2019, setelah sebelumnya sempat dirawat.

Sri Ani, Ibu kandung FA, mengungkapkan awal mula peristiwa memilukan merenggut nyawa putranya yang masih belia itu. Awalnya ia melihat FA sedang bermain dengan beberapa temannya di komplek rumah.

Sekitar pukul 15.00 WIB, ia memanggil anaknya itu dan memintanya pulang ke rumah untuk mandi. Namun, FA masih ingin bermain dan menolak ajakan ibunya. Tak lama setelah itu, Sri mendapati anaknya pulang ke rumah dengan menangis.

Sontak ia langsung mendekati putranya itu dan menanyakan alasan ia menangis. FA mengaku telah dipukul temannya berinisial I.

Mendengar hal tersebut, Sri Ani terkejut dan menanyakan lebih lanjut mengenai pemukulan Tapi, ketika itu anaknya mengaku bahwa ia tidak mengalami sakit.

“Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I),” ujar Sri Ani Lestari, Rabu (11/9/2019).

Lantaran tak ingin ribut dengan tetangga, Sri pun tidak memperpanjang masalah tersebut. Terlebih rumah terduga pelaku berdekatan dengannya.

Walaupun pada awalnya merasa tidak ada luka, tapi ternyata kondisi kesehatan FA semakin memburuk setelah pemukulan itu. Selain itu, Orangtua I terduga pelaku yang membully FA di Bekasi tidak terima anaknya dituduh.

Selalu Mengelak

Sri Ani pun angkat suara mengenai hal itu. Ia mengungkapkan bahwa orangtua I yang juga tetangganya itu selalu mengelak.

Ia menceritakan, ketika anaknya jatuh sakit dan mengaku dipukul di bagian rahang, ia langsung menghubungi orang tua I.

“Ketika anak saya menceritakan di rumah sakit bahwa telah dipukul rahangnya oleh inisial I itu, saya langsung telepon orang tua I itu,” tambahnya.

Namun, timbal balik orangtua I tidak menyenangkan hati Sri Ani. Pasalnya, orang tua I menepis pernyataan bahwa anaknya yang telah menyebabkan FA kesakitan. Bahkan, orang tua I malah mengatakan bahwa FA dipukul oleh banyak orang, bukan hanya I.

Mendengar hal tersebut, Sri Ani langsung menuturkan, seharusnya orang tua harus mampu bertindak untuk memisahkan apabila melihat anak mereka bertengkar.

Ia menilai, hal yang dilakukan orang tua I malah sebaliknya. Sebab, orangtua I membiarkan perkelahian itu terjadi begitu saja

“Ngelaknya ya gitu, merasa bahwa bukan cuma anaknya yang mukuli anak saya. Harusnya kalau sudah sering melihat anak-anak berantem, ya, dipisahkan, jangan diam saja,” ujarnya.

Dirinya menilai, orangtua I sebenarnya mengetahui bahwa anaknya telah memukul FA. Namun, orang tua I tidak bertanya atau mendatangi anaknya untuk melihat kondisi Fatir setelah dipukul.

“Waktu sore itu pas kejadian, temannya kan ngomong ke ibunya (Ibu I) bahwa anaknya sudah memukul, tapi dia (ibunya) sama sekali tidak menghampiri untuk sekadar menanyakan kondisi, sama sekali tidak,” tambahnya.

Merasa kesal, Sri pun mengatakan kepada orangtua I bagaimana bila keadaan dibalik. Alhasil, Orang tua I pun terdiam saja.

“Setelah ortunya ngelak terus, saya coba mengibaratkan kalau dibalik kayak gitu, anaknya yang jadi korban, dan anak saya jadi pelaku. Setelah itu mereka diam,” ujarnya.

Sebelum meninggal, video FA yang terbaring di rumah sakit sempat viral di sosial media. Badannya terbaring lemah dan memakai selang infus. Terlihat ia tengah merintih kesakitan akibat luka tubuhnya.

Tinggalkan Balasan