banner 325x300
Berita

Heboh Pernyataan Jokowi soal Bipang Ambawang, Mendag Berikan Klarifikasi

×

Heboh Pernyataan Jokowi soal Bipang Ambawang, Mendag Berikan Klarifikasi

Sebarkan artikel ini

CIANJURTODAY.COM – Kuliner khas Kalimantan Bipang Ambawang yang disebutkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menjadi pehatian masyarakat.

Hal ini bermula ketika Jokowi pada sebuah pidato yang diunggah YouTube Kementerian Perdagangan RI pada 5 Mei 2021, mengajak masyarakat membeli kuliner secara online pada Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Ada beberapa yang disebutkan seperti gudeg, bandeng, siomay, dan yang menyita perhatian adalah Bipang Ambawang. Berikut isinya:

“Untuk Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” ujar Jokowi dalam video tersrbut.

Namun hal itu rupanya mendapat respons kurang baik dari masyarakat. Lantas, apa itu Bipang Ambawang?

Bipang Ambawang merupakan makanan berupa babi panggang khas Kalimantan Barat. Netizen berpendapat Presiden Jokowi kurang tepat mempromosikan makanan ini pada momen Ramadan dan menjelang Idul Fitri ini. Sebab, makanan babi panggang ini haram dikonsumsi oleh muslim.

Klarifikasi Mendag

Diberitakan Tempo, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi memberikan klarifikasi terkait pernyataan Presiden Jokowi tentang Bipang Ambawang. Ia menuturkan, Jokowi hanya mengajak masyarakat mencintai dan membeli produk lokal.

“Berkaitan dengan pernyataan mengenai Bipang Ambawang, kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan. Pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan membeli produk lokal,” ujarnya dalam keterangan video.

Luthfi menjelaskan, pernyataan tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya kuliner Nusantara dari berbagai daerah.

“Jadi sekali lagi kuliner khas daerah yang disebut Bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner Nusantara yang memang sangat beragam. Tentu kuliner tersebut dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat yang beragam pula,” tambahmya.

Kemendag selaku penanggung jawab acara tersebut meminta maaf jika pernyataan itu menyebabkan kehebohan. Pihaknya memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan presiden.

“Kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman, karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri termasuk kuliner khas daerah, serta menghargai keberagaman bangsa kita,” tandasnya.(ega/rez/bbs)

Dari berbagai sumber

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan