Nasional

Ini Dia Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan Barat yang Viral Dipromosikan Jokowi

×

Ini Dia Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan Barat yang Viral Dipromosikan Jokowi

Sebarkan artikel ini
Ini Dia Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan Barat yang Viral Dipromosikan Jokowi
BIPANG: Bipang Ambawang merupakan olahan babi panggang khas Kalimantan Barat. (Foto: Instagram bipangambawang)

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Kuliner Bipang Ambawang khas Kalimantan Barat kini mendadak viral di jagat maya usai dipromosikan Presiden Jokowi dalam sebuah video.

Bipang Ambawang kerap menjadi oleh-oleh dan tujuan wisata kuliner, karena memiliki rasa dan ciri khas yang unik

Ciri dari sajian ini adalah terbuat dari daging babi kampung muda. Tektsurnya yang lembut membuat daging babi panggang ini sangat diminati.

Diolah dengan bumbu rempah khas Dayak, membuat sajian ini berbeda dari olahan daging babi lainnya.

Tak hanya itu, Bipang Ambawang ini memiliki lemak yang tipis dan kulit krispi. Paduan tepat untuk sajian pecinta daging babi.

Selain itu, Bipang Ambawang sendiri tercatat sebagai merek dagang dari usaha kuliner olahan babi. Mengutip dari dokumen berita resmi merek Seri-A 01 September 2020, merek Bipang Ambawang pertama kali didaftarkan sebagai merek dagang pada 26 Agustus 2020 lalu.

BIPANG: Bipang Ambawang merupakan olahan babi panggang khas Kalimantan Barat. (Foto: Instagram bipangambawang)

Merek ini didaftarkan atas nama pemohon Juniarto. Bipang Ambawang sendiri menjual berbagai makanan berbahan dasar babi, dari mulai babi putar, daging babi asap, irisan daging babi, lemak babi hingga makanan ringan daging babi.

Namun Bipang Ambawang juga menjual makanan olahan lain seperti keripik kentang garing, keripik sayuran, makanan ringan daging sapi hingga makanan ringan berbasis kacang-kacangan.

Selain itu, bipang juga bukan hanya olahan berupa babi panggang saja, namun ada juga kue bipang yang terbuat dari beras yang rasanya tak kalah enak.

Kendati demikian, bipang yang dipromosikan Jokowi dalam video viral tersebut dinarasikan Bipang Ambawang yang merujuk kepada babi panggang dan termasuk makanan haram bagi umat Islam.

Padahal, di dalam video tersebut Jokowi juga berbicara soal mudik Lebaran dan kuliner khas daerah.

“Karena masih dalam suasana pandemi pemerintah melarang mudik dan untuk bapak ibu yang rindu masakan atau kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh bisa memesannya secara online,” ujar Jokowi dalam satu video yang dibagikan di media sosial, Sabtu (8/5/2021).

“Bagi yang rindu makan Gudeg Jogja, Bandeng Semarang, empek empek Palembang, Bipang Ambawang Kalimantan, dan lain-lain tinggal pesan dan makanan kesukaan-kesukaan akan sampai di rumah,” lanjut Jokowi.

Mendag Lutfi Sampaikan Ucapan Permintaan Maaf

Menanggapi viralnya berita Jokowi tersebut, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi pun menyampaikan ucapan permintaan maaf.

Menurutnya, video tersebut sebenarnya ingin mengajak masyarakat berbelanja makanan daerah secara online karena adanya larangan mudik.

“Berkaitan dengan pernyataan Bipang Ambawang yang pertama kita harus melihat dalam konteks keseluruhan pernyataan Bapak Presiden. Ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan juga membeli produk lokal,” kata Mendag Muhammad Lutfi dalam video yang diunggah di akun YouTube Kemendag, dikutip Minggu (9/5/2021).

Ia mengatakan, pernyataan Jokowi ditujukan kepada semua elemen masyarakat RI. Dari suku, agama dan budaya yang beragam.

“Pernyataan Bapak Presiden soal video Bipang Ambawang tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner nusantara dari berbagai daerah,” ungkapnya.

Ia pun mengatakan, tujuan video adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara. Ia memastikan tidak ada maksud lain.

“Setiap makanan memiliki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal. Jadi, sekali lagi, kuliner khas daerah yang disebut bapak Presiden dalam video tersebut adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara yang sangat beragam,” lanjutnya.

Meski demikian, lanjutnya, Kementerian Perdagangan selaku penanggung jawab dari acara tersebut sekali lagi memastikan tidak ada maksud apa pun dari pernyataan Jokowi.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman. Karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga terhadap produksi dalam negeri. Termasuk berbagai kuliner khas daerah dan menghargai keberagaman bangsa kita,” tandasnya.(sis)

Tinggalkan Balasan