Berita

Insentif Nakes Diduga Dipotong, Ini Penjelasan Kepala Puskesmas Kadupandak

×

Insentif Nakes Diduga Dipotong, Ini Penjelasan Kepala Puskesmas Kadupandak

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Tersiar kabar mengenai insentif tenaga kesehatan (nakes) yang diduga dipotong dan dibagikan kurang adil di Puskesmas Kadupandak, Kabupaten Cianjur.

Salah satu narasumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, besaran pemotongan insentif nakes bervariasi. Angkanya mulai Rp2 juta tergantung besarannya.

“TKS bekerja atau tidak dianggarkan Rp2 juta, kecuali TKS yang ikut kerja lebih dari Rp2 juta. Untuk dokter dipotong 50% jadi dari Rp20 juta menerima Rp10 juta. Sedangkan bidan-bidan senior dipotong 80% dari total anggaran Rp12 juta mendapatkan Rp4 juta. Untuk PNS dipotong Rp2 juta tapi tergantung kedekatanya beda-beda,” kata dia kepada Cianjur Update melalui telepon, Senin (17/5/2021).

Setelah uang diterima melalui rekening masing-masing, setiap nakes dikumpulkan. Lalu diinformasikan melalui grup untuk dikoordinir uang tersebut. Dalih untuk keperluan dan pembagian kepada karyawan lainnya yang tidak mendapatkan bagian.

Ia pun menambahkan, selain itu ada sedikit intimidasi dari salah satu pihak agar kasus tersebut tidak sampai mencuat. Sehingga nakes pun diminta untuk bungkam.

“Dalihnya begitu, tapi kan itu tidak adil karena yang kerja sama yang enggak dipukul rata. Seharusnya dibedakan. Selain itu, kita juga dibungkam agar tidak bersuara,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kadupandak, Suryana menapik hal tersebut. Dirinya mengatakan, permasalahan sudah diselesaikan secara musyawarah dan sudah selesai.

“Sudah beres seminggu yang lalu, uang nakes juga sudah dibagikan ke semua. Mungkin hanya ada kesalahpahaman antara rekan-rekan yang lain,” paparnya.

Mengenai adanya potongan insentif dokter, dirinya membantah informasi tersebut. Menurutnya bukan dipotong tapi keikhlasan dari nakes.

“Yang dikumpulkan itu untuk karyawan lain tidak kebagian, karena di kita kuotanya 50 orang dan di kita ada 80an kurang lebih karyawan,” jelasnya.

Mengenai adanya tekanan atau intimidasi, dirinya tidak mengetahui hal tersebut dan akan melakukan penelusuran serta musyawarah dengan seluruh karyawan.

“Saya baru dengar, tapi nanti saya akan musyawarahkan dengan staf lainnya,” jelasnya.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan