Berita

Jangan Lewatkan! Malam Ini, Hujan Meteor Geminid Akan Muncul Melewati Langit Indonesia

×

Jangan Lewatkan! Malam Ini, Hujan Meteor Geminid Akan Muncul Melewati Langit Indonesia

Sebarkan artikel ini
Jangan Lewatkan! Malam Ini, Hujan Meteor Geminid Akan Muncul Melewati Langit Indonesia
Ilustrasi bima sakti.(Foto: Pixabay.com)

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Malam ini diperkirakan akan terjadi fenomena astronomi yang sangat langka, yaitu kemunculan Hujan Meteor Geminid dan Indonesia termasuk yang akan dilewati fenomena hujan meteor ini.

Melansir Observatorium Boscha, Hujan meteor Geminid menjadi hujan meteor paling spektakuler sepanjang Desember. Hujan meteor Geminid akan menampilkan 120 hingga 150 meteor per jam. Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari 4 hingga 20 Desember dan puncak hujan meteor akan terjadi pada malam ini (14/12/2020).

Hujan meteor Geminid yang berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon, melaju dengan kecepatan 35 kilometer per detik. Hujan meteor dapat diamati mulai pukul 19.58 Wib dan akan terus tampak hingga fajar.

Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Geminid adalah pukul 02.00 Wib saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit. Bulan tidak akan menjadi faktor pengganggu karena baru terbit dini hari pukul 04.49 Wib.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Emanuel Sungging mengatakan, hujan meteor dapat diamati selama langit tidak berawan dan bebas dari polusi cahaya.

“Iya (bisa diamati dengan mata telanjang), selama tidak berawan dan kondisinya minim polusi cahaya,” ucap Sungging.

Menurutnya seluruh wilayah Indonesia akan dapat melihat fenomena alam ini.

“Bisa dilihat dari semua tempat di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Sungging menjelaskan, Hujan Meteor Geminid merupakan hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteor berada di konstelasi Gemini. Adapun ketinggian titik radian saat kulminasi bervariasi mulai 45 derajat di Pulau Rote hingga 62 derajat di Pulau Weh.

“Dengan intensitas berkisar 86-107 meteor per jam untuk wilayah Indonesia,” ujar Sungging.

Sungging juga menambahkan, terdapat fenomena astronomi pada 14 Desember 2020, yaitu ketampakan terakhir bulan sabit tua.

Bulan sabit tua dapat disaksikan terakhir kali dengan mata telanjang pada 14 Desember 2020 sejak pukul 04.50 Wib sampai terbitnya Matahari pukul 05.30 Wib.

Toposentris berjakan 361,743 km dengan iluminasi 0,79 persen, bermagnitudo visual -4,99 dan lebar sudut 0,13 menit busur.

“Bulan sabit tua kali ini berumur 28 hari 17,37 jam, dengan elongasi 9,23 derajat dan terbit dari arah Timur-Tenggara di konstelasi Ophiuchus,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, meteor-meteor Geminid memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan 35 kilometer per detik. Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, meteor ini sesungguhnya berasal dari remah-remah komet tak dikenal yang terpecah-pecah di masa silam.

Salah satu pecahannya membentuk asteroid 3200 Phaethon yaitu asteroid dekat Bumi kelas Apollo dengan periode revolusi 1,4 tahun.

Marufin berkata, hujan meteor Geminid ini terbilang menarik karena dikenal sebagai hujan meteor yang memiliki intensitas besar yaitu sekitar lebih dari 100 meteor per jam.

“Hujan meteor Geminid kali ini akan memiliki intensitas sekitar 150 meteor per jam dan dalam kondisi ideal untuk diamati, karena bertepatan dengan Bulan baru (sehingga langit gelap),” tutup Marufin.(ct7/sis)

Tinggalkan Balasan