Berita

Keluarga Korban Pembunuhan di Cibeber Ingin Pelaku Dihukum Mati

Keluarga Korban Pembunuhan di Cibeber Ingin Pelaku Dihukum Mati
Euis Suyeti (52) Menunjukan Dokumen Kasus Pembunuhan Anaknya (Afsal Muhammad/Cianjur Update)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Keluarga korban pembunuhan di Jalan raya Cibeber, Kampung Pasir Gobang, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Cianjur pada Minggu (13/3/2016) lalu ingin pelaku dihukum mati. Selain itu, keluarga korban pun menceritakan awal mula penyebab terjadinya pembunuhan terhadap pria bernama Sarwo itu.

Ibu korban, Euis Suyeti (52) mengatakan, anaknya dan pelaku Sandi merupakan teman dekat. Kemudian, ada perselisihan di antara mereka yang menimbulkan keributan.

“Awalnya itu ada penggerebekan narkoba sehingga adik Sandi ditangkap polisi, lalu Sandi mengatakan bahwa Sarwo adalah cepu dan disangka yang melaporkan adiknya, padahal tidak.” tuturnya saat ditemui Cianjur Update di rumahnya di Jalan Yos Sudarso RT 03/RW 15, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kamis (06/02/2020).

Sebulan setelah penggerebekan itu, Sarwo meninggal dunia dengan luka luka di sekujur tubuhnya. Euis pun mengatakan, anaknya tidak dibacok sekali namun berkali-kali.

“Lukanya banyak, di kepala tengahnya retak, bacokan di belakang kepala sama pinggirnya bahkan sampai retak. Badannya ditusuk, dan ada juga luka sayatan. Kakinya juga sudah tak berdaging, dan kaki sebelah kirinya hampir putus,” ungkapnya.

Dengan demikian, Euis ingin pelaku bisa dihukum seberat-beratnya. “Kalau bisa dihukum mati. Karena dia sudah membunuh anak saya dengan keji,” kata dia.

Bahkan, lanjut Euis, para pelaku membuang mayat korban menggunakan sepeda motor korban. Barang-barang korban pun diambil oleh pelaku.

“Motor, dompet, uang, semuanya gak ada,” kata Euis.

Sebelum terjadinya pembunuhan, Euis mengungkapkan, korban dengan pelaku sudah dua kali mengalami keributan. “Pertama itu di Gang Banjar, terus di Jebrod dikeroyok, tapi anak saya berhasil kabur,” tuturnya.

Selain itu, Euis menyebut, korban tidak memiliki utang apapun dengan pelaku. Bahkan, ia mengira, ini semua hanya fitnah.

“Gak ada utang sama sekali. Itu semua bohong. Mungkin saya kira anak saya ini difitnah aja, padahal gak ada dia ngelapor ke Polres soal penggerebekan itu,” ungkapnya.

“Nyawa harus dibayar nyawa”

Ia pun menjelaskan masalah perempuan yang diisukan menjadi salah satu penyebab pembunuhan anaknya yang ditemukan di Cibeber Cianjur. “Perempuan itu emang deket sama anak saya dan pelaku. Tapi, perempuannya mau sama anak saya, dan juga perempuan itu gak ada hubungan apa-apa sama pelaku,” kata dia.

Bahkan, korban akan menikah dalam waktu dua bulan lagi. Calon istrinya pun mendatangi makam korban. “Dia nangis-nangis malah di makamnya. Setiap minggu suka datang,” katanya.

Sejak 2016, Euis memperjuangkan keadilan bagi anaknya yang telah dibunuh. Sebelumnya, ia menunggu pencarian yang dilakukan Polsek Cibeber.

“Lalu, empat bulan saya limpahkan ke Polres. Setiap minggu saya datang ke Polres untuk mendapatkan perkembangan, dan Alhamdulillah bisa ketangkap,” kata dia.

Euis pun mengeluarkan berbagai bukti perjuangannya dan bukti bahwa benar adanya penggerebekan dan luka-luka yang diakibatkan pembunuhan tersebut. “Saya gak akan bohong, itu hanya nambah beban saya dan anak saya,” tuturnya.

Euis pun menegaskan bahwa ia ingin pelaku dihukum mati dan setimpal. “Nyawa harus dibayar nyawa.” Pungkasnya.

Sementara itu, adik korban, Taufik Hidayat mengatakan, sesaat setelah penggerebekan narkoba terjadi, pelaku sempat melakukan ancaman kepada korban melalui dirinya.

“Dia bilang ke saya ‘saya akan culik kakakmu’ saya tanya kenapa, dia jawab ‘Ada hal yang gak mengenakan,’” singkatnya.(afs/rez)

Exit mobile version