banner 325x300
Bisnis

Kembang-kempis Usaha Buah Pisang di Tengah Masa Pandemi

×

Kembang-kempis Usaha Buah Pisang di Tengah Masa Pandemi

Sebarkan artikel ini
Kembang-kempis Usaha Buah Pisang di Tengah Masa Pandemi
TURUN: Di tengah pandemi Covid-19, usaha kecil seperti pedagang pisang mengalami penurunan yang signifikan. (Foto: Muhammad Adriand Meilud/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pisang merupakan salah satu buah yang dapat dengan mudah kita temukan di Cianjur. Banyaknya konsumen pisang membuat petani dan pedagang pisang menjamur di Cianjur. Salah satunya adalah Abdul Fatah (62), warga Kampung Cikadu, Desa Cibinong Hilir Kecamatan Cilaku yang hingga saat ini masih bersemangat berjualan pisang.

Abdul bercerita, di usianya yang tak muda lagi, ia sudah berjualan usaha pisang di Cianjur kurang lebih lima tahun. Selama ini ia mengaku hanya menjajakan pisang milik orang lain, karena tidak punya modal atau kebun jika harus berjualan sendiri.

“Pisangnya punya orang lain, tapi masih dari keluarga saya. Saya hanya menjualkan saja dan keuntungannya nanti dibagi dua,” jelasnya saat diwawancarai Cianjur Update, Rabu (30/12/2020).

Ia melanjutkan, sebenarnya tidak sulit menjual pisang, namun saat musim hujan seperti ini kadang pendapatan menjadi tidak menentu. Ditambah masa pandemi Covid-19 yang tengah melanda Cianjur, tidak banyak orang yang membeli pisang.

“Kadang laku kadang tidak. Sebelum ada pandemi Covid-19, usaha pisang selalu bagus, nah setelah ada Covid-19 di Cianjur berdampak sekali. Karena pisang kan hanya bisa bertahan kurang lebih tiga hari saja,” paparnya.

Adapun pisang yang dijual Abdul cukup beragam, mulai pisang raja steler, raja bulu, pisang ambon, dan pisang lumut. Harganya pun tergantung dari ukuran dan berat pisang.

“Tergantung ukuran, paling yang dijual mulai Rp15 ribu sampai Rp25 ribu. Pendapatan bisa Rp60 ribu sehari,” ujarnya.

Abdul yang setiap hari mangkal di salah satu halaman rumah kosong di Jalan Siliwangi (pinggir Martabak Black Cianjur) ini sudah berjualan selama lima tahun. Badannya sudah tak cukup kuat lagi untuk berkeliling menjajakan langsung ke rumah-rumah warga. Apalagi harus membawa beban pisang cukup berat, hingga akhirnya ia putuskan untuk mangkal di satu tempat saja.

“Saya di sini pulang pergi, tidak sewa tempat. Cuma beresnya harus rapih lagi, mangkal di sini kurang lebih sudah lima tahunan,” tuturnya.

Abdul menyebut, dulu di lokasi tempat ia mangkal saat ini ada pedagang sayuran yang banyak dibeli warga sekitar. Biasanya sejak subuh sudah buka dan Abdul pun sering kecipratan rezeki dari para pembeli sayur yang datang.

“Sekarang Mang Nana (pedagang sayur) sudah pindah, jadi memang tidak seramai dulu lagi,” ungkapnya.

Abdul hanya berharap Corona cepat berakhir dan kehiduoan bisa kembali normal. Sehingga aktivitas jualan bisa lancar lagi.

“Mudah-mudahan tidak lagi ada Corona dan kehidupan kita bisa normal lagi,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan, Saripudin (62) warga Desa Sukajaya Kecamatan Cugenang yang juga sama-sama pedagang pisang. Sejak Covid-19 melanda, penjualan pisang menjadi menurun. Namun, demi menyambung hidup, Saripudin pun terus bertahan berjualan pisang.

“Saya berharap Covid-19 ini cepat usai. Biar dagang bisa tenang,” ungkapnya.(ct8/sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan