Berita

Kisah Kakek Yaya Tinggal Sendirian di Teras Masjid Haurwangi

×

Kisah Kakek Yaya Tinggal Sendirian di Teras Masjid Haurwangi

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Haurwangi – Yaya Suhendar (64) kini tinggal sendirian di teras Masjid Jami Al-Iklah, Kampung Sipon, Desa Ramasari Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Sudah beberapa bulan ia mendiami teras masjid tersebut, dengan makan dan minum dari belas kasihan orang lain.

Kini kakek asal Kabupaten Sukabumi itu hidup terlunta-lunta setelah berpisah dengan istrinya sejak empat tahun lalu.

Mulanya, Yaya berjualan es cincau. Namun kini ia tidak berdaya karena lumpuh dan rabun mata akibat mengidap penyakit diabetes.

Sejak berpisah dengan istrinya, ia pergi dari rumah tanpa tujuan dengan berjalan kaki mengunakan tongkat.

Selama di Sukabumi, ia sempat tidur di emperan toko atau di tempat yang sekiranya nyaman untuk berteduh.

Hingga akhirnya ia sampai ke Masjid Jami Al-Iklah Haurwangi, yang dibangun salah seorang warga Kota Bandung. Terasnya ia jadikan tempat berteduh sejak beberapa bulan lalu hingga sekarang.

Selama berada di sana, ia tak bisa bekerja apa-apa kecuali mengumandangkan adzan setiap waktu salat datang.

Ia pun bersyukur karena pemilik masjid dan masyarakat sekitar tak melarangnya tinggal di teras.

Tinggal di Masjid, Diberi Kompor dan Dispenser

Kakek Yaya ditemani seekor kucing.

Untuk makan sehari-hari ia hanya mengandalkan belas kasihan warga sekitar. Itu pun tidak tiap hari Yaya dapatkan, tak jarang harus puasa tiap hari.

Belakangan ini ada salah seorang tokoh masyarakat Desa Haurwangi bernama Rd. Gusti Hella Anantapria.

Ia iba pada Yaya, hingga tiap hari memberi makan dan memberi alat untuk menanak nasi berikut kompor gas. Tidak hanya itu saja, tabung gas dan dispenser pun disediakan.

“Dispenser, kompor, berikut tabung gasnya diberi,” kata Yaya kepada Cianjur Update, belum lama ini.

Ia mengatakan, belum menerima bantuan sosial (bansos) apapun dari pemerintah. Mungkin karena tidak ada yang tahu kondisinya.

“Tidak dapat bantuan sosial dari mana pun, mungkin karena tidak ada yang mengetahui posisi saya sebenarnya,” tuturnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Haurwangi, Rd. Gusti Hella Anantapria mengatakan, karena kasihan setiap hari Yaya diberi nasi untuk makan.

Selain itu, ia pun memberi alat masak mulai dari kompor berikut tabung gas, dispensir untuk air minum, dan alat lainnya supaya bisa masak sendiri.

“Ke depannya akan diusulkan pada Pemerintah Desa Haurwangi dan Desa Ramasari supaya Kakek Yaya mendapatkan bantuan sosial untuk makan sehari-hari,” pungaksnya.(asi/rez)

Tinggalkan Balasan