Berita

Kisah Pedagang Kulit Ketupat Lebaran, Tetap Mengais Rezeki Meski Persaingan Makin Tinggi

×

Kisah Pedagang Kulit Ketupat Lebaran, Tetap Mengais Rezeki Meski Persaingan Makin Tinggi

Sebarkan artikel ini
Kisah Pedagang Kulit Ketupat Lebaran, Tetap Mengais Rezeki Meski Persaingan Makin Tinggi
KETUPAT: Pedagang kulit ketupat Lebaran makin ramai, namun pembeli menurun. (Foto: Rendi Irawan/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Jelang Lebaran besok, para pedagang kulit ketupat Lebaran terlihat memadati berbagai sudut Pasar Cipanas. Sejak subuh, mereka sudah datang untuk menjajakan dagangannya.

Helai demi helai, puluhan daun kelapa muda dirajut para pedagang kulit ketupat Lebaran. Ada teknik tertentu untuk membuat rajutan kulit daun kelapa menjadi sempurna. Sehingga tak sembarang orang bisa melakukannya.

Pedagang kulit ketupat di Pasar Cipanas, Ipung (38) mengaku, momen Lebaran ini berjualan kulit ketupat Lebaran memang jadi sumber penghasilan rezeki tambahan baginya.

Meskipun pesanan tak sebanyak tahun lalu, karena tingginya persaingan, namun ia tetap bersyukur masih ada yang tetap membeli kulit ketupat buatannya.

“Tahun ini beda jauh dengan tahun sebelumnya, pembeli tidak terlalu banyak. Mungkin karena yang jualan banyak. Tapi alhamdulillah masih ada saja yang beli,” ujar Ipung saat berbincang dengan Cianjur Update, Rabu (13/5/2020).

Jelang lebaran tahun ini, permintaan kulit ketupat memang mengalami penurunan. Para pelanggan biasanya memesan kulit ketupat sampai ratusan buah.

“Tahun lalu 1.000 kulit ketupat bisa habis terjual dalam sehari. Namun Lebaran tahun ini hanya bisa terjual 200 sampai 300 buah saja. Padahal saya jualan sejak pagi hingga sore,” jelasnya.

Ipung mengatakan, penjualan makin menurun hingga 60 persen, sejak H-3. Keuntungan pun, lanjut Ipung, memang sengaja tak ambil banyak. Karena yang terpenting bisa berjualan dan momen Lebaran jadi makin bermakna jika ada ketupat d atas meja.

“Saya jual per 10 kulit ketupat seharga Rp10.000 jadi harga satu kulit ketupat hanya Rp1.000, keuntungan hanya Rp500 saja,” ucapnya.

Senada, pedagang musiman lainnya, yaitu Hendra (34). Ia mengaku sudah sejak dua tahun lalu berjualan kulit ketupat Lebaran. Sebab, secara omzet sendiri menurutnya sangat menggiuarkan, akan tetapi pada saat ini malah menurun hingga drastis.

“Sekarang mah kang sedikit yang beli. Per kulit ketupat saya jual Rp1.000. Kadang-kadang kalau lagi rame, omzet bisa sampe Rp800 ribu. Sekarang cuma laku sekitar 200 kulit ketupat aja,” ungkapnya.

Kondisi yang sama terjadi di Pasar Induk Cianjur (PIC) Pasirhayam. Meskipun pedagang kulit ketupat ramai di berbagai sudut pasar, namun pembeli tidak banyak yang membeli.

Salah seorang pedagang kulit ketupat, Dadan (31) mengatakan, sangat sulit berjualan di tahun ini, karena pembeli sepi sedangkan penjual banyak.

“Banyak yang nganggur kang, jadi banyak yang ikut peruntungan jualan kulit ketupat. Makanya persaingan makin banyak, mungkin demi anak istri biar bisa makan,” imbuh Dadan.

Ia juga mengatakan, bahwa tahun ini lebih sepi, bukan karena menurutnya jumlah pembeli, namun meningkatnya jumlah penjual yang terkena dampak Covid-19.

“Satu ikat jumlahnya 10 buah ketupat dan saya jual Rp 8.000 per satu ikat,” sebutnya.

Selain itu, ia juga menambahkan, pedagang bukan hanya dari wilayah Cianjur Kota saja, melainkan dari berbagai daerah di Cianjur.

“Hampir tiap penjuru pasar kangm ada yang jualan kulit ketupat, bahkan ada yang dari wilayah Cianjur selatan,” pungkasnya.(ct6/ct10/sis)

Tinggalkan Balasan