Berita

Klaster Covid-19 Pelajar Masih Menghantui, Guru Diminta Hati-Hati

×

Klaster Covid-19 Pelajar Masih Menghantui, Guru Diminta Hati-Hati

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Cianjur, Tb Mulyana Syahrudin.

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas masih menyisakan ancaman terjadinya klaster Covid-19, terlebih saat pelajar di luar lingkungan sekolah. Protokol kesehatan terhadap pelajar harus dipantau hingga kembali pulang ke rumah.

Namun pemantauan terbatas bagi pihak sekolah, karena hanya memantau prokes murid hanya di lingkungan sekolah saja. Maka dari itu perlu adanya peran serta orang tua dan guru untuk terus mengingatkan kepada murid agar tidak lengah terhadap prokes.

Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syahrudin mengatakan, pihaknya selalu menitipkan catatan kepada pihak sekolah agar selalu ekstra hati-hati. Tidak pernah bosan mengingatkan prokes baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar.

“Ada kekhawatiran, makanya dalam kunjungan ke setiap sekolah menyampaikan kepada tenaga pengajar masing-masing untuk ekstra hati-hati. Mengingatkan anak-anak untuk disiplin prokes, terutama di lingkungan luar sekolah saat pulang dan berangkat karena tenaga pengajar terbatas pengawasan. Diharapkan jika diingatkan bisa menghindari penyebaran,” kata dia kepada Cianjur Today, Sabtu (8/10/2021).

Bukan hanya berpesan, dirinya juga menekankan kepada semua siswa agar tidak masuk sekolah terlebih dahulu jika di lingkungan keluarga salah satu anggotanya dalam kondisi sakit. Pihak sekolah pun harus memberikan memahaminya.

Guru, maupun tenaga pengajar lainnya harus ada komunikasi dengan wali murid. Jangan sampai ada kelengahan saat kondisi tersebut di saat murid merindukan PTM.

“Karena bisa saja anak sudah lama ingin PTM, malah anak memaksakan untuk PTM. Guru harus ada komunikasi dengan wali murid agar tidak terjadi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya ramai mengenai adanya release dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perihal terdapatnya klaster sekolah namun sudah diralat dikarenakan belum terverifikasi. Akan tetapi, seharusnya hal tersebut menjadi peringatan bagi semua pihak terutama sekolah.

“Dengan adanya release tersebut, bukan tidak mungkin sekolah menjadi klaster. Sehingga jadikan itu sebagai peringatan untuk kita. Selain itu, jika ada kantin di sekolah, maka kami tidak segan-segan untuk menutup sementara PTM terbatas di sekolah tersebut,” tegasnya.

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, Sahli Saidi memaparkan, selama pantauan di lapangan prokes di sekolah maupun di luar sekolah terpantau diterapkan oleh murid. Hal ini diketahui saat kunjungan ke beberapa sekolah di wilayah Cianjur selatan.

“Hasil sidak di lapangan aman-aman saja, di luar lingkungan sekolah tetap menggunakan masker,” terangnya.

Namun, Sahli menegaskan agar di sekolah tidak ada yang berjualan atau kantin. Selain itu, orang tua tidak diperkenankan untuk menunggu siswa yang tengah melaksanakan PTM terbatas. Hal ini dikhawatirkan itu menjadi salah satu penyebab adanya kluster.

“Catatannya jangan ada jualan dan kantin serta orang tua jangan berkerumun di sekolah. Biasanya orang tua murid suka memanfaatkan waktu untuk mengobrol atau menggosip sembari menanti murid, tidak boleh ada itu,” tegasnya.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan