banner 325x300
Gaya Hidup

Masjid Agung Cianjur, Ikon Kebanggaan Masyarakat Tatar Santri

×

Masjid Agung Cianjur, Ikon Kebanggaan Masyarakat Tatar Santri

Sebarkan artikel ini
IKON: Masjid Agung Cianjur berdiri megah di pusat kota dan tampil menjadi salah satu ikon kebangaan masyarakat Cianjur. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)
IKON: Masjid Agung Cianjur berdiri megah di pusat kota dan tampil menjadi salah satu ikon kebangaan masyarakat Cianjur. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM – Masjid Agung Cianjur merupakan masjid terbesar yang ada di Kabupaten Cianjur dan berada di Jalan Siti Jenab 14 Pamoyanan Cianjur Jawa Barat. Menurut sejarah, Masjid Agung Cianjur merupakan masjid yang sudah berusia ratusan tahun yang dibangun pada 1810 masehi.

Terletak di jantung kota, Masjid Agung Cianjur tampak sangat mencolok di antara taman kota, pasar, dan gedung pemerintahan Kabupaten Cianjur. Posisi masjid ini memang sengaja dibuat lebih tinggi. Bukan tanpa sebab, namun sebagai simbolisasi derajat kegiatan peribadahan yang lebih tinggi dibandingkan kegiatan-kegiatan lain.

Perkembangan Masjid Agung Cianjur dari waktu ke waktu terus meningkat seiring jumlah jamaah dan mempengaruhi pada luasan bangunan masjid.

Sekitar 1820, 10 tahun awal dibangun, mempunyai ukuran bangunan 20×20 meter persegi atau 400 meter persegi, pada zamannya merupakan ukuran yang cukup luas.

Namun dengan bertambahnya jamaah, luas bangunan pun bertambah. Masjid Agung Cianjur sudah mengalami tujuh kali renovasi dan pemugaran, baik dari segi kontruksi maupun luas bangunan dan luas lahannya.

Sekarang luasan Masjid Agung Cianjur bisa menampung kurang lebih 4.000 jamaah dengan luas 2.500 meter persegi. Menurut sejarah, Masjid Agung Cianjur mengalami kerusakan berat pada 1879, disebabkan meletusnya Gunung Gede Pangrango, kemudian tidak menunggu lama, pada 1880, Masjid Agung Cianjur dibangun kembali.

Masjid yang telah dipugar tujuh kali tersebut kini menjadi ikon kota Cianjur. Ciri khas awal yang paling kentara adalah tiga menara di atas bangunan utama yang berbentuk kerucut khas rumah joglo atau dalam bahasa Sunda disebut nyungcut.

Bentuk ini pula yang menjadikan masjid ini kerap dijuluki Balai Nyungcut sejak didirikan pada 1810. Bagian pinggir menara dihiasi ram kaca patri, sedangkan bagian atasnya dihiasi lampu malo, khusus untuk menerangi kalimat Allah yang dilingkari bulan sabit.

Memasuki area masjid, taman dengan aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung. Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia. Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan.

Tepat di bagian tengah teras masjid terdapat pintu masuk dengan langit- langit berbentuk seperempat kubah bernuansa kekuningan yang dipadu dengan hiasan berupa ukiran dan mozaik granit, menambah detail keindahan bagian depan masjid.

Memasuki bagian dalam masjid, tampak ruang utama ibadah yang terdiri dari ruang induk dibatasi pintu dan ram kaca yang memadukan gaya arsitektur khas Indonesia dan Timur Tengah dan selasar yang dapat digunakan untuk tempat shalat.

Sementara itu, di lantai dua ruang utama, melingkar area persegi yang bagian tengahnya menembus ke tingkat dasar sehingga tampak berfungsi sebagai mezzanine. Area ini dihiasi dengan detail ornamen khas Islam yang sangat indah.

Bagian Dalam Masjid Agung Cianjur

Di bagian depan ruang utama tampak mimbar dan mihrab masjid yang dibuat secara permanen dari kayu jati berwarna natural cokelat muda melamik. Di atasnya terdapat bentuk seperempat kubah berwarna kuning, persis seperti yang ada di depan pintu masuk masjid, dengan ornamen tulisan Allah pada kaca patri beraneka warna.

Di sisi kanan dan kiri mihrab terdapat kaligrafi indah yang menjadi detail dinding berbahan granit berwarna branco saldo atau abu-abu tua. Sebuah kombinasi yang sangat indah secara visual. Keindahan tersebut akan tampak semakin sempurna ketika lampu kristal besar yang menggantung di tengah ruang induk dinyalakan pada malam hari.

Dengan segala detail ornamen dan tata bangunan yang membentuk kemegahan berpadu keindahan tersebut, tak heran jika Masjid Agung Cianjur yang berdiri di atas tanah wakaf Ny R Siti Bodedar itu berulang kali menjadi masjid tingkat kabupaten terbaik se-Jawa Barat. Bukan hanya terbaik dalam kemegahannya, namun juga dalam pengelolaannya.

Finishing Masjid Agung Cianjur banyak menggunakan bahan lapis kayu terutama penyelesaian ineterior, kesan yang timbul lebih natural, dan terutama pada migrab masjid yang didominasi seni ukir dari bahan kayu. Migrab merupakan spot yang selalu bisa dilihat oleh jamaah yang beribadah di dalam masjid.

Masjid dengan halaman depan atau Alun-alun merupakan dua sisi yang tidak terpisahkan. Bahkan, masjid dan kantor Bupati satu sama lain selalu dibangun berdekatan dengan desain perencanaan tata kota sejak zaman dahulu.

Kawasan Alun-alun merupakan kawasan yang difungsikan untuk umum (publik). Alun-alun juga difungsikan sebagai tempat untuk shalat hari Raya Idul Fitri maupun Shalat Idul Adha yang dilaksanakan di halaman masjid.

Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang material dan arus tren masyarakat, Alun-alun menjadi suasana ruang terbuka yang bisa dinikmati untuk bertemu dan bersosialisasi masyarakat, menjadi ikon Cianjur, dan juga bisa menjadi tempat wisata.

Pembangunan Alun-alun mengikuti konsep trending yang menjadi dorongan pengunjung untuk menikmati ruang publik atau alun-alun tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah mengeluarkan dana cukup besar untuk membangun kawasan Alun-alun yang letaknya di depan Masjid Agung Cianjur yang merupakan satu kesatuan dalam satu hamparan.

Melihat konsep yang sudah dibangun lebih dahulu yaitu Alun-alun Kota Bandung berada di depan Masjid Ibu kota Bandung, banyak dikunjungi masyarakat, Pemerintah Cianjur pun meniru konsep tersebut dan diterapkan di Alun-alun Cianjur dengan karakteristik dan menampikan nilai-nilai kearifan lokal.

Alun-alun Cianjur mempunyai lahan yang cukup luas, tidak lagi ditanami rumput alamiah melainkan dihampar dengan rumput sintetis yang dipilih sebagai alternatif. Alun-alun Cianjur dengan wajah baru pun diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 8 Februari 2019.

Alun-alun Cianjur sekarang menjadi primadona dan banyak dikunjungi untuk sebagai tujuan wisata, baik masyarakat Cianjur maupun masyarakat dari luar kota Cianjur dengan banyaknya spot foto unik dan menarik yang instagramable.(ct7/sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan