Berita

Mayoritas Pelajar SMP, Jawa Barat Peringkat Pertama Pengguna Narkoba di Indonesia

×

Mayoritas Pelajar SMP, Jawa Barat Peringkat Pertama Pengguna Narkoba di Indonesia

Sebarkan artikel ini
PERINGKAT PERTAMA: Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Brigjen Pol Sufyan Syarif menyebut Jawa Barat menduduki posisi pertama kasus pengguna narkoba di Indonesia.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)
PERINGKAT PERTAMA: Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Brigjen Pol Sufyan Syarif menyebut Jawa Barat menduduki posisi pertama kasus pengguna narkoba di Indonesia.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Provinsi Jawa Barat menduduki posisi pertama kasus pengguna narkoba di Indonesia. Bahkan mayoritas pengguna rata-rata berusia remaja yakni 13 tahun. Sementara, untuk peredaran narkoba, Provinsi Jawa Barat menjadi penumpu dari pengedar di Ibu Kota.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BNN Provinsi Jawa Barat, Brigjen Pol Sufyan Syarif saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Cianjur. Untuk pencegahan dan upaya menurunkan angka tersebut yakni bersinergi dengan berbagai instansi. Pencegahannya merangkul berbagai stake holder Selain itu, program Desa Bersih Narkoba (Bersinar) pun terus digencarkan, khususnya di Kabupaten Cianjur.

“Mayoritas pengguna remaja berstatus pelajar SMP, Jawa Barat menjadi peringkat satu pengguna narkoba. Sementara peredaran, Jawa Barat penumpu atau sasaran peredaran dari Ibu Kota,” ujar dia kepada Cianjur Update, Selasa (23/3/2021).

Ia menyebut, dalam program desa bersinar, terdapat tiga fungsi yakni fungsi pencegahan serta regulasi, jika ada pengguna akan direhab gratis dan peredaran akan ditangkap. “Desa bersinar bukan tidak ada narkoba, tapi upaya membersihkan yang ada menjadi bersih,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BNN RI, Dr Petrus R Golose mengatakan, program war on drugs, sesuai dengan instruksi presiden mengenai Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar) yang dimulai dari tingkat desa. Program desa bersinar pun ditekan lebih cepat hingga enam bulan.

“Namun, desa bersinar ataupun kabupaten bersinar jangan sampai masih terjadi permasalahan,” jelasnya.

Menurutnya, korban narkoba merupakan pelaku. Namun, dalam sistem penegakan hukum mengenal rehabilitasi. Masih banyak jalurnya ke arah pidana, sehingga ini yang menyebabkan 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) di Jawa Barat diisi oleh kasus narkoba.

“Bukan hanya pemberantasan dan pencegahan saja, tapi dilakukan secara komprehensif. Karena saat ini, masuk narkoba melalui arah Pantai Timur Sumatera, Utara Kalimantan dan dari Papua. Selain itu, narkoba pun masuk melalui pelabuhan-pelabuhan,” terangnya.

Saat ini, tren penggunaan narkoba di Indonesia lebih didominasi oleh penggunaan methamphetamin atau lebih dikenal dengan sabu-sabu.

“Sudah bekerjasama dengan Kemenkumham dan Dirjen Lapas dalam peredaran gelap. Tidak mudah menangani peredaran gelap narkoba di dalam lapas. Maka perlu kerjasama berbagai pihak,” tutupnya.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan