Berita

Mendadak Demam Tinggi Bisa Jadi Tanda Demam Berdarah

×

Mendadak Demam Tinggi Bisa Jadi Tanda Demam Berdarah

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi perawatan DBD

CIANJURUPDATE.COM, Pacet – Saat terkena penyakit infeksi, tubuh meresponnya dengan demam. Itulah kenapa awal gejala penyakit infeksi sulit dibedakan, termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Sayangnya, jika terlambat diketahui, DBD bisa berakibat fatal hingga mengakibatkan kematian.

Reni Resmalasari Dewi, Surveilans, Puskesmas Sukanagalih mengatakan, untuk mengetahui lebih dini dan mencegah shock akibat DBD, dibutuhkan pengamatan yang saksama terhadap tanda-tanda lainnya yang menyertai demam. Demam yang terjadi dari DBD biasanya akan terjadi secara tiba-tiba.

“Misalnya kemarin sore masih main bola, lalu setelah subuh mendadak mengalami demam tinggi. Harus dicurigai demam berdarah,” ujarnya kepada Cianjur Update, Kamis (17/6/2020).

Kecurigaan harus bertambah saat demam disertai dengan gejala lainnya. Seperti sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, ruam (bercak merah) di kulit. Lalu ada tanda pendarahan seperti mimisan dan kadar leukosit atau sel darah putih yang rendah.

Cara penanganan pertama DBD yaitu bila keadaan umum masih baik, yang paling penting adalah pemberian cairan. Apabila gejala makin memberat akan dirujuk ke rumah sakit.

“Kalau ada kasus DBD di kita biasanya melakukan pemeriksaan PE atau Ppenyelidikan Epidemiologi di rumah penderita. Mengelilingi sekitaran 40 rumah dengan jarak 100 meter untuk pemeriksaan jentik. Dilaksanakan penyuluhan mengenai 3M plus,” ujarnya.

Adanya anggota keluarga atau tetangga yang positif DBD juga dapat memperkuat kecurigaan tersebut. Alasannya, nyamuk yang menjadi vektor dari penyakit. Biasanya mengigit lebih dari satu orang untuk membuatnya kenyang.

“Minimal ada dua gejala yang timbul, maka perlu dipastikan apakah itu demam berdarah atau bukan dengan pemeriksaan laboratorium. Namun kata kuncinya adalah demam mendadak tinggi,” tegas dia.

Butuh Cairan yang Banyak

Reni mengatakan, supaya tidak buru-buru melakukan pemeriksaan laboratorium saat curiga DBD. Pasalnya, jika baru satu hari demam, biasanya virus belum terdeteksi dan menimbulkan hasil negatif palsu.

“Saat sudah tenang bukan DBD, ternyata di hari ketiga malah memasuki fase kritis. Ini malah yang bahaya, karena itu sebaiknya pemeriksaan laboratorium dilakukan di hari ketiga,” ujarnya.

Kendati begitu, ketika curiga DBD, hal yang penting untuk dilakukan adalah untuk minum cairan sebanyak-banyaknya. Ini penting untuk menghadapi fase kritis, yaitu saat terjadinya kebocoran plasma pada sel pembuluh darah yang menyebabkan kematian.

“Kami mengimbau kepda warga agar selalu waspada dengan gejala DBD. Warga agar menjaga kebersihan jangan membiarkan air menggenang dekat rumah, jangan membuang sampai di deket rumah agar tidak ada sarang nyamuk,” tandasnya.(ct6/rez)

Tinggalkan Balasan