Berita

Mengenal Hemofilia, Penyakit Darah yang Jarang Diketahui

×

Mengenal Hemofilia, Penyakit Darah yang Jarang Diketahui

Sebarkan artikel ini
Mengenal Hemofilia, Penyakit Darah yang Jarang Diketahui
HEMOFILIA: Jarang diketahui, hemofilia merupakan penyakit gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor VII dan IX dalam tubuh. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor VII dan IX dalam tubuh.

Hari Hemofilia Sedunia pun kerap diperingati setiap 18 April. Namun sayang, ternyata masih banyak masyarakat Cianjur yang belum mengenal dan mengetahui mengenai penyakit hemofilia.

“Penderita hemofilia akan mengalami perdarahan yang berlangsung lebih lama, kondisi ini adalah penyakit keturunan yang lebih sering terjadi pada pria,” tutur Pakar Medis Cianjur, dr Yusuf Nugraha kepada Cianjur Update, Sabtu (17/4/2021).

Yusuf mengungkapkan, hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia menyebabkan darah kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan.

“Kekurangan faktor pembekuan ini akan menyebabkan darah sukar membeku,” ucap dia.

Sayangnya, ternyata hemofilia sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Namun, Ia menjelaskan, penderita hemofilia masih bisa hidup normal.

“Penderita hemofilia dapat hidup secara normal dengan mencegah terjadinya luka dan melakukan kontrol rutin ke dokter,” kata dia.

Tingkat keparahan perdarahan, kata Yusuf, tergantung pada jumlah faktor pembekuan dalam darah. Semakin sedikit jumlah faktor pembekuan darah, perdarahan akan semakin sulit untuk berhenti.

“Hemofilia ringan, jumlah faktor pembekuan dalam darah berkisar antara 5 sampai 50 persen. Penderita hemoflia ini mungkin tidak menunjukkan gejala apapun,” jelas dia.

Pada hemofilia ringan, lanjut dia, perdarahan akan sulit berhenti jika luka yang dialami cukup parah atau setelah menjalani prosedur medis, seperti operasi dan cabut gigi.

“Pada hemofilia sedang, jumlah faktor pembekuan berkisar antara 1 sampai 5 persen. Pada kondisi ini perdarahan yang disebabkan oleh luka kecil akan sulit berhenti,” ungkap dia.

Selain itu, ia mengatakan, penderitanya akan lebih mudah mengalami memar. Terakhir, hemofilia berat dengan jumlah faktor pembekuan kurang dari satu persen.

“Penderita hemofilia berat, biasanya sering mengalami perdarahan spontan tanpa sebab yang jelas, seperti gusi berdarah, mimisan, atau perdarahan dan pembengkakan pada sendi dan otot,” kata dia.

Yusuf berharap, masyarakat bisa meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Terlebih penderita hemofilia yang masih belum memiliki komunitas di Cianjur.

“Harapannya adalah kita semua dapat meningkatkan lagi kepedulian terhadap sesama khususnya para penderita hemofilia. Sehingga semangat dan harapan mereka para penderita hemofilia dapat terus terjaga dan ke depannya dapat membuat komunitas peduli hemofilia di Cianjur,” tandas dia.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan