Bisnis

Musim Rambutan Tiba, Pedagang Musiman Mulai Menjamur di Cianjur

×

Musim Rambutan Tiba, Pedagang Musiman Mulai Menjamur di Cianjur

Sebarkan artikel ini
Musim Rambutan Tiba, Pedagang Musiman Mulai Menjamur di Cianjur
MUSIMAN: Jelang pergantian tahun 2020 menuju 2021, pedagang buah rambutan musiman mulai menjamur di Cianjur. (Foto: Riski Maulana/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Memasuki musim buah rambutan, sejumlah pedagang musiman mendadak menjamur di sejumlah ruas jalan di Cianjur. Tak heran karena masih terbilang baru, harga buah rambutan masih relatif cukup mahal, yakni Rp25 ribu per ikat.

Salah seorang pedagang musiman, Herman (40) mengaku, panen rambutan yang sekarang sedang melimpah dimanfaatkan olehnya untuk mencari peruntungan. Meskipun banyak aktivitas yang saat ini sedang dibatasi karena Covid-19, ia optimistis bisa meraup untung dari buah manis berbulu ini.

“Namanya juga ikhtiar, mekipun sedang segala terbatas, mudah-mudahan akhir tahun 2020 ini bisa membawa berkah,” ujar Herman kepada Cianjur Update, Kamis (31/12/2020).

Herman mengaku, ia baru berjualan rambutan di Pasar Ramayana Cianjur sejak tiga hari terakhir. Rambutan yang ia jualan ialah rambutan aceh yang rasanya memang manis dan banyak disukai warga.

“Saya jual Rp23 ribu hingga Rp25 ribu per gedeng atau per ikat. Kualitasnya dijamin bagus dan rasanya manis,” jelasnya.

Herman menjelaskan, ia mendapatkan rambutan dari daerah Raped Kecamatan Mande. Ia membelinya dan kemudian dijual kembali dengan harga pasaran.

“Alhamdulilah sejak tiga hari terakhir penjualan terbilang bagus. Sehari bisa habis 20 atau 25 gedeng, kurang lebih saya dapat Rp400 ribuan,” ungkapnya.

Selama berjualan di Pasar Ramayana ini, Herman mengaku menyewa tempat. Tak heran jika kini ia terus getol menawarkan rambutan jualannya agar bisa menutupi uang sewa dan perputaran modal rambutan.

“Saya sewa tempat Rp500 ribu per bulan. Makanya saya terus rajin jualan agar bisa menutupi semua pengeluaran. Ditambah kan banyak persaingan sesama pedagang rambutan, harus pintar-pintar menawarkan pada pembeli,” paparnya.

Herman menuturkan, sebelum berjualan buah rambutan, ia kerap menjual kaos kaki. Namun karena terdampak Covid-19 dan semua siswa sekolah diliburkan, kaos kaki jadi kurang laku. Bahkan Herman sempat berhenti jualan selama lima bulan.

“Karena kaos kaki tidak laku, akhirnya saya pilih jualan rambutan yang sedang musim. Setelah rambutan selanjutnya musim durian, kemungkinan saya juga nanti akan berjualan durian juga. Intinya jualan sesuai musim, karena permintaan jadi banyak,” tandasnya.(ct9/sis)

Tinggalkan Balasan