Berita

Nasabah BRI Cianjur Merasa Dibikin Ribet, Narik Saldo Harus Disurvei

×

Nasabah BRI Cianjur Merasa Dibikin Ribet, Narik Saldo Harus Disurvei

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Penarikan saldo oleh sejumlah nasabah BRI Cianjur masih berlanjut. Namun, beberapa di antaranya mengaku kesulitan ketika hendak menarik saldo, setelah kasus uang puluhan nasabah hilang misterius.

Salah satunya adalah MP (30) yang merupakan salah satu guru honorer di Kabupaten Cianjur. Ia bercerita, harus menarik saldo rekening milik mertuanya karena sang mertua sedang sakit.

“Sekarang kalau mau narik saldo susah, harus disurvei dulu,” tuturnya kepada Cianjur Update, Kamis (8/4/2021).

Karena mertuanya sakit, ia diberi kuasa atas rekening milik sang mertua. Namun, mekanisme penarikan saat ini malah membuatnya kesulitan. Padahal persyaratan yang dimilikinya sudah lengkap.

“Iya karena ribet akhirnya saya jadi males narik saldo,” jelas dia.

Sebelumnya, MP mengaku sudah mendengar kabar kebobolan massal tersebut. Lalu, mertua MP ingin memeriksa hal itu.

“Jadi setelah ramai berita itu, mertua saya mau cek ke ATM. Tapi, ternyata nggak bisa di semua ATM juga,” tutur dia.

Ketika akan memeriksa saldo di ATM, muncul tulisan “chip tidak terdeteksi” di layar ATM. Lantas, MP pun diberi saran untuk menemui customer service.

“Saya jadi harap-harap cemas, takutnya uang meetua juga raib seperti yang ada di berita,” jelas dia.

Harus Ada Audit Sistem IT Perbankan

Menanggapi raibnya saldo puluhan nasabah BRI Cianjur, Pengamat Teknik Informatika Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur, Eva Susilawati menilai, kasus tersebut membuktikan lemahnya sistem informasi perbankan. Selama tidak menggunakan sistem keamanan yang baik, kejadian tersebut akan kembali terulang.

“Untuk mengantisipasi agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi pak, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebaiknya mengaudit sistem IT perbankan agar tidak mudah dibobol,” jelas dia.

Selain itu, pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mengaudit sistem IT perbankan agar tidak mudah dibobol oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Bahkan menurutnya, yang akan merugi adalah nasabah yang akhirnya menurunkan tingkat kepercayaan terhadap perbankan.

“Bahkan mungkin bukan sebaiknya, tapi seharusnya memang diaudit karena yang akan dirugikan udah jelas nasabah yang akhirnya tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank juga akan menurun dengan terus terjadi hal seperti ini,” paparnya.

Ia menjelaskan, kontrol internal dari pihak bank pun juga sangat penting untuk mengecek keamanan sistemnya. Karena biasanya hal tersebut terjadi ada kebocoran data yang disebabkan kelalaian pihak internal.

“Sehingga paling tidak bank harus mempekerjakan orang-orang yang jujur dan selalu memberikan pelatihan kepada mereka, karena tiadak menutup kemungkinan ada kecurangan dari pihak internal juga,” tandasnya.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan