Berita

Niat Puasa, Doa Berbuka, dan Doa Sahur Ramadan Lengkap dengan Artinya

×

Niat Puasa, Doa Berbuka, dan Doa Sahur Ramadan Lengkap dengan Artinya

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM – Bulan Ramadan sebentar lagi nih, ada yang masih hafal doa-doa apa saja pada puasa Ramadan? Cianjur Today bakal ngingetin lagi lafadz niat puasa, doa berbuka, dan doa sahur lengkap dengan artinya, simak ya!

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang penuh keutamaan dan keistimewaan. Termasuk diwajibkan puasa di dalamnya.

Ada tiga hal utama yang dicari kaum muslimin menyambut puasa Ramadan. Di antaranya niat, doa sahur dan doa buka puasa.

Niat Puasa Ramadan

Niat adalah adalah hal yang sangat mendasar dalam setiap ibadah. Semua ulama sepakat, tanpa niat puasa Ramadan, maka puasa Ramadan menjadi tidak sah.

Imam An Nawawi menjelaskan, secara bahasa, niat (النية) dalam bahasa Arab berarti mengingini sesuatu atau bertekad untuk mendapatkannya.

Sedangkan Imam Al Baidhawi menjelaskan, bahwa niat adalah dorongan hati untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan.

Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan bahwa menurut istilah syara’ niat adalah tekad hati untuk melakukan amalan fardhu atau yang lain.

Lebih jauh beliau menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup.

Melafadzkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafadzkan niat. Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah Saw.

Viral: Skimming Bank BRI Cianjur, Pimpinan Cabang Harus Bertanggung Jawab Secara Moral

Kapan Niat Puasa Ramadan

Menurut Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, maknanya adalah keinginan secara umum (al iradah al kulliyah).

Sehingga niat dari malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar.

Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadan bersamaan dengan terbitnya fajar tidak sah.

Karena sulitnya menepatkan niat puasa menjelang terbitnya fajar, maka hal tersebut boleh dilakukan pada malam hari, boleh pula pada waktu sahur.

Niat tidak boleh dilakukan setelah terbitnya fajar. Berbeda dengan puasa sunnah yang niatnya boleh dilakukan saat pagi.

Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab menjelaskan, menurut madzhab Syafi’i, Hanbali dan Hanafi, niat puasa Ramadan harus diperbarui setiap hari puasa, pada malam hari sebelum tiba waktu fajar.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, niat puasa Ramadan cukup dilakukan sekali di awal asalkan tidak terpotong sakit atau safar yang mengakibatkan tidak puasa.

Menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadan tidak bisa diwakili dengan makan sesuatu pada saat sahur.

Kecuali jika saat makan sahur terbesit dalam pikirannya bahwa besok akan berpuasa.

Sedangkan menurut madzhab Hanafi, niat puasa Ramadan bisa diwakili dengan makan sahur. Kecuali jika saat makan itu berniat bukan untuk berpuasa.

Lafadz Niat Puasa Ramadan

Dalam madzhab Syafi’i, lafadz niat puasa Ramadan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala”

Sedangkan menurut Madzhab Hanbali (Hanabilah), siapa yang hatinya terbersit keinginan bahwa besok akan puasa, maka itu sudah dianggap niat.

Doa Sahur

Dalam kitab-kitab hadits, tidak ada doa khusus ketika makan sahur. Demikian pula dalam kitab-kitab fiqih terkemuka (Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Fiqih Empat Madzhab), hanya dicantumkan doa buka puasa, namun tidak dicantumkan doa sahur.

Dengan demikian, doa sebelum makan sahur sama dengan doa sebelum makan. Yakni membaca:

بِسْمِ اللَّه
Bismillah

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah”

Sedangkan doa yang lebih populer, namun dipersoalkan keshahihannya adalah:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami dan peliharalah kami dari adzab neraka” (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’)

Sebagaimana penjelasan di atas, saat sahur ini sangat baik untuk berniat puasa. Niat puasa Ramadan sebaiknya dilakukan saat sahur agar tidak ketinggalan (terdahului terbitnya fajar).

Sebab menurut jumhur ulama selain madzhab Syafi’i, makan sahur sudah dianggap niat puasa Ramadan, kecuali saat makan sahur berniat tidak puasa.

Sedangkan menurut madzhab Syafi’i, makan sahur tidak dianggap niat puasa Ramadan kecuali jika makan sahurnya disertai niat puasa Ramadan.

Doa Buka Puasa

Ada beberapa doa buka puasa yang bisa kita dapatkan dalam kitab-kitab hadits. Antara lain sebagai berikut:

Doa Buka Puasa 1:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

(Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa-allah)

Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah”

Para ulama menilai doa yang diriwayatkan Abu Dawud dan Daruquthni ini paling baik derajat haditsnya sehingga banyak ulama menyimpulkan bahwa doa inilah yang paling utama dibaca sebagai doa buka puasa.

Doa Buka Puasa 2:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

(Allohumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu)

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka”

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dinilai hasan oleh Syaikh Nasiruddin Al-Albani dalam Misykatul Mashabih, namun didhaifkannya dalam Shahih wa Dhaif Al Jami’u Ash Shaghir dan kitab-kitab lainnya.

Selain dua doa di atas, dalam artikel Niat Puasa Ramadan ini, juga kami cantumkan doa buka puasa yang juga populer di masyarakat. Doa ini juga lebih panjang.

Doa Buka Puasa 3:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَ بِكَ آمَنْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْلِىيْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ

(Allohumma innii laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu wa ‘alaika tawakkaltu wa bika aamantu, dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruq wa tsabatal ajru insyaa-aLlahu ta’ala. Yaa waa si-al fadhli ighfirlii, alhamdulillaahil ladzii a’aananii fashumtu wa rozaqonii fa-afthortu)

“Ya Allah, sesungguhnya aku berpuasa karena-Mu dan aku berbuka dengan rezeki-Mu. Kepada-Mu aku bertawakal dan kepada-Mu aku beriman. Dahaga telah lenyap, urat-urat telah basah dan pahala telah pasti didapatkan, insya Allah. Wahai Tuhan yang luas karunia-Nya, ampunilah dosaku. Segala puji bagi Allah yang telah membantuku sehingga ku dapat berpuasa dan memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.”

Doa ini dicantumkan Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu. Beliau menyebutnya sebagai doa buka puasa yang ma’tsur.

Doa buka puasa di atas dibaca setelah berbuka (bisa setelah makan kurma atau minum air).

Ada pun sebelum berbuka, membaca basmalah. Dianjurkan memperbanyak doa saat berbuka, doa apa saja baik untuk kebaikan dunia maupun untuk kebaikan akhirat.

Jadi itulah niat puasa, doa sahur, dan doa berbuka puasa, selamat menunaikan ibadah puasa ya teman-teman.(ct7/sis)

Tinggalkan Balasan