CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur kembali menerapkan pembelajaran secara daring hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Kepala Disdikpora, Himam Haris mengatakan, penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) berdasarkan arahan Bupati Cianjur.
Sekolah harus menerapkan pembelajaran secara daring untuk semua tingkatan pendidikan, baik swasta maupun negeri.
“Kebijakan tersebut berlaku, mengingat kasus Covid-19 di Kabupaten Cianjur saat ini kembali meningkat. Dan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran dan peningkatan kasus positif,” ujarnya pada wartawan, Selasa (8/2/2022).
Himam menuturkan, pembelajaran secara daring itu, bukan karena ada murid yang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus.
“Dalam mengoptimalkan kebijakan ini, Dinas bersama Satgas Covid-19 akan melakukan pengawasan ke lapangan atau ke setiap sekolah swasta maupun negeri,” ungkapnya.
Apabila terdapat sekolah yang belum dapat menggelar pembelajaran secara daring, Haris akan segera mengintruksikan untuk memberikan tugas kepada siswa agar tidak ada aktivitas di sekolah.
“Bila ada sekolah yang belum dapat menggelar pembelajaran secara daring, kami akan arahkan,” tegasnya.
BACA JUGA :
- Cianjur Zona Oranye, Pembelajaran Tatap Muka Belum Diizinkan di Semua Kecamatan
- Sekolah Tatap Muka di Cianjur Kembali Ditunda, Belajar Daring Lagi
- Horeee Sekolah di Cianjur Siap Belajar Tatap Muka
- Aturan PPKM Darurat: Kegiatan Belajar Harus Daring hingga Restoran Hanya Boleh Take Away
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Irvan Nur Fauzi menyebut, angkat kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 per Kamis 3 Februari 2022, tercatat ada sebanyak 37 orang dan 16 orang di antaranya sedang menjalani isolasi di Vila Bumi Ciherang.
“Saat ini ada sebanyak 37 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Akan tetapi, kasus ini belum pasti, apakah termasuk varian Omicron atau bukan,” ungkapnya.
Dari 37 orang yang terkonfirmasi itu, pihaknya sudah mengirimkan sampelnya ke Labkesda Jabar.
“Oleh karena itu, kita masih menunggu hasilnya selama kurang lebih satu minggu,” tandasnya.(ren/sis)
