banner 325x300
Berita

Penghasilan Turun Drastis, Ini Cerita PKL Depan Stasiun

×

Penghasilan Turun Drastis, Ini Cerita PKL Depan Stasiun

Sebarkan artikel ini


CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Para pedagang kaki lima (PKL) di depan Stasiun Cianjur di Jalan Yulius Yusman, Kelurahan Sayang, Kecamatan Sayang sepi pembeli. Hal ini dikarenakan suasana di stasiun yang kini sepi dari hiruk pikuk masyarakat yang datang dan pergi dengan kereta api.

Berdasarkan pantauan Cianjur Update, Stasiun Cianjur tampak sepi dan hanya ada beberapa petugas yang tengah membersihkan fasilitas stasiun. Juga, hanya ada beberapa PKL yang berjualan di sekitar stasiun. Biasanya selalu banyak PKL yang memadati jalan tersebut baik pagi hingga sore.

banner 325x300

Salah seorang pedagang Capuccino Cincau di depan Stasiun Cianjur, Wahyu (26) mengatakan, karena stasiun sepi, ia tidak memiliki omzet selama berjualan. Terlebih dampak Covid-19 pun terasa bagi keluarganya.

“Sekarang mah ya gini, gak ada omzet. Karena stasiun kan sepi, biasanya kalau di hari normal itu suka ramai. Pasti aja ada yang beli, kalau sekarang mah susah,” tuturnya kepada Cianjur Update, Senin (08/06/2020).

Ia pun mengungkapkan, di hari-hari normal sebelum masa darurat Covid-19 berlaku dan stasiun tampak ramai, ia selalu mendapatkan penghasilan yang mencukupi. Bahkan, bisa untuk tambahan modal dan untuk keluarga.

“Biasanya di hari-hari normal itu dapat, Rp700 ribu sampai Rp800 ribu,” kata dia.

Namun, setelah masa darurat Covid-19 berlaku, setelah melewati berbagai masa seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), penghasilannya kerap berkurang dan tidak mencukupi.

“Kalau sekarang paling dapat Rp400 sehari. Menurun banget drastis lah,” ungkap dia.

Ia pun berharap, virus corona atau Covid-19 bisa musnah dari dunia ini. Sehingga, ia bisa berjualan seperti biasa dan mendapatkan penghasilan yang mencukupi. “Pengennya sih kembali normal, situasinya aman lagi dan virus corona bisa hilang.” tukasnya.

Berharap Normal Kembali

Sama halnya dengan Deden (30), penjual sate maranggi di depan Stasiun Cianjur ini pun merasakan dampak yang besar. Ia mengatakan, hanya ada waktu-waktu tertentu banyak pembeli. Seperti pada saat sore hari.

“Sekarang mah pagi sama siang itu sepi. Apalagi pas stasiun ditutup kayak gini, gak ada yang beli. Paling sore doang,” kata dia.

Ia pun mengatakan, di hari-hari biasa, ia kerap mendapatkan penghasilan yang lumayan besar per harinya. Namun, setelah masa Covid-19 berlaku dan stasiun ditutup, penghasilannya berkurang drastis.

“Dulu mah bisa hampir Rp1 juta. Bisa buat anak istri, buat modal juga. Kalau sekarang, buat modal aja susah.” tutupnya.(afs)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan