banner 325x300
Nasional

Pererat Hubungan Bilateral, Presiden Erdogan akan Kunjungi Indonesia Awal 2022

×

Pererat Hubungan Bilateral, Presiden Erdogan akan Kunjungi Indonesia Awal 2022

Sebarkan artikel ini
Pererat Hubungan Bilateral, Presiden Erdogan akan Kunjungi Indonesia Awal 2022
KTT: Presiden Jokowi bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di sela rangkaian agenda KTT G20 di Roma, Italia. (Foto: Instagram Jokowi)

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di sela rangkaian agenda KTT G20 di Roma Italia, Sabtu (30/10/2021).

Keduanya pun membahas berbagai hal, termasuk rencana kunjungan Erdogan ke Indonesia awal 2022 mendatang.

“Saya menantikan kunjungan Yang Mulia ke Indonesia sekitar Januari atau Februari 2022. Saya yakin kunjungan Yang Mulia akan makin mempererat hubungan Indonesia-Turki,” ujar Jokowi dalam siaran resmi, Sabtu (30/10/2021).

Jokowi telah menerima laporan hasil kunjungan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi ke Turki pada pertengahan bulan ini.

Jokowi juga mengatakan, sudah menerima hasil pembicaraannya dengan Erdogan, termasuk rencana berkunjung ke Tanah Air.

Selain itu, menteri luar negeri dari masing-masing negara ditugaskan untuk mengatur kunjungan dengan baik. Termasuk peluncuran mekanisme strategis tingkat tinggi kedua negara.

“Saya sarankan agar kita menugaskan Menteri Perdagangan masing-masing untuk segera mempercepat perundingannya. Tentu akan sangat baik jika IT-CEPA menjadi salah satu deliverable dari kunjungan Bapak Presiden tahun depan,” ujar Jokowi.

Agenda Jokowi selama di Roma bukan hanya menghadiri KTT G20, tetapi juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan enam pemimpin negara, yaitu Australia, Prancis, India, Italia, Turki, dan Bank Dunia.

Pembahasan di KTT G20 Roma

Mengutip akun Instagram Jokowi, pada sesi pertama KTT G20, membahas soal ekonomi dan kesehatan global. Pada kesempatan tersebut, Jokowi pun turut menyampaikan pidato di hadapan negara anggota KTT G20.

“Saya mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global demi membangun dunia yang tahan terhadap pandemi dan guncangan di masa depan,” ungkap Jokowi.

Untuk mewujudkannya, lanjut Jokowi pertama mekanisme penggalangan dana sumber daya kesehatan global harus disusun. Kedua, semua pimpinan negara harus menyusun standar protokol kesehatan global terkait aktivitas antar negara.

Ketiga, G20 harus menjadi bagian penting dalam solusi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan.

“Selain itu, saya juga turut mendorong pemimpin G20 untuk melakukan pemulihan ekonomi global yang inklusif, kuat, dan berkelanjutan,” tandasnya.(sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan