banner 325x300
Berita

Peringkat 32 Terbanyak Penuturnya, Masih Banyak Kaum Muda yang Malu Berbahasa Sunda

×

Peringkat 32 Terbanyak Penuturnya, Masih Banyak Kaum Muda yang Malu Berbahasa Sunda

Sebarkan artikel ini
Peringkat 32 Terbanyak Penuturnya, Masih Banyak Kaum Muda yang Malu Berbahasa Sunda
ENGGAN: Masih banyak kalangan muda milenial yang enggan dan menganggap Bahasa Sunda adalah hal kuno. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), Bahasa Sunda menempati peringkat 32 terbanyak penuturnya. Namun begitu, posisi itu masih kalah dengan Bahasa Jawa yang berada di peringkat 11.

Menurut Pegiat Sastra Sunda, Ahmad Ginanjar mengatakan, Bahasa Sunda kerap dianggap sebagai hal kuno dan terbelakang, sehingga banyak orang malu untuk berbicara Bahasa Sunda khususnya kalangan milenial.

“Hal itu memunculkan anggapan seolah Bahasa Sunda tidak cukup terhormat,” ujarnya dalam webinar “Ngamumule Budaya Sunda” yang digelar Himpunan Mahasiswa (Hima) Prodi PBSI Universitas Suryakancana, Rabu (10/3/2021).

Ahmad mengungkapkan, kebanyakan kalangan muda malu atau bahkan tak mau menggunakan Bahasa Sunda karena takut salah berbicara. Terlebih Bahasa Sunda memiliki tingkatan halus, biasa, dan kasar.

“Ada yang takut ditertawakan, hingga akhirnya jadi gak mau pakai Bahasa Sunda. Harusnya kalau ada yang salah jangan ditertawakan, itu bikin patah hati. Jadi gak mau pakai Bahasa Sunda, lebih baik dikasih tahu yang benernya gimana,” jelasnya.

Budayawan Sunda dan Dosen FKIP Universitas Islam Nusantara (Uninus), Etty Rohaeti Sutisna mengungkapkan, bahasa daerah, asing, dan Bahasa Indonesia memiliki nilai yang sama.

“Tiga bahasa itu sama nilainya, bahasa daerah, asing, dan Indonesia sama-sama berperan dalam memajukan kebudayaan,” paparnya.

Penerima Anugerah Kebudayaan Bandung 2017 itu menjelaskan, Bahasa Sunda berada di peringkat 32 karena tidak dipakai oleh kaum milenial Sunda.

“Tapi bukan salah generasi muda. Namun para orang tua yang tidak mewariskannya dengan baik. Harus pede menggunakan Bahasa Sunda, agar kita bisa berjiwa lokal tapi mampu berpikir global,” tandasnya.(afs/sis)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan