banner 325x300
Berita

Pertanian Cianjur: Selalu Dibanggakan, Minim Pembangunan

×

Pertanian Cianjur: Selalu Dibanggakan, Minim Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Pertanian Cianjur: Selalu Dibanggakan, Minim Pembangunan
Pertanian Cianjur: Selalu Dibanggakan, Minim Pembangunan.(Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabupaten Cianjur adalah daerah dengan sektor pertanian yang sangat menjanjikan, di wilayah selatan, utara, dan timur merupakan tempat di mana pertanian bisa tumbuh dan menciptakan perputaran ekonomi bagi masyarakatnya. Tetapi, pertanian di Cianjur masih menemui banyak masalah yang tidak pernah kunjung selesai.

Permasalahan yang sering ditemui oleh para petani di Cianjur adalah soal pupuk subsidi yang sulit didapat dengan sistem yang rumit, hingga regenerasi yang minim dan mengancam keberlangsungan pembangunan pertanian di Kota Santri. Meskipun program petani milenial sudah digencarkan, tetapi regenerasi itu masih belum tampak terasa.

Bupati Cianjur Herman Suherman sempat meminta para petani untuk membiasakan diri menggunakan pupuk organik. Alasannya, pupuk organik mampu membuat kualitas hasil panen tetap berkualitas dan menjaga kelestarian alam, seperti dilansir Antara.

Akan tetapi, hal itu berbanding terbalik dengan kebutuhan pupuk organik di Cianjur tahun 2022 yang masih belum terpenuhi dengan baik. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur mencatat rincian sebagai berikut:

Pupuk urea sebanyak 76.165 ton, SP-36 sebanyak 14.773 ton, ZA sebanyak 29.213 ton, NPK sebanyak 141.277 ton, organik granul sebanyak 4.012 ton, dan organik cair sebanyak 39.040 liter. 

Padahal, menurut Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 521.34/Kep.844-Rek/2022, untuk pupuk urea alokasinya sebanyak 45.567 ton, SP-36 sebanyak 13.062 ton, ZA sebanyak 19.785 ton, NPK sebanyak 24.014 ton, organik granul sebanyak 3.049 ton, dan organik cair sebanyak 6.618 liter.

Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur masih latah dalam memberikan skema atau konsep pembangunan pertanian yang baik untuk para petani. Sementara, para petani sangat mengharapkan sebuah perubahan yang tidak cuma menunjukan pertumbuhan dalam sektor pertanian.

Ketakutan akan krisis pangan seharusnya bisa lebih mudah ditangani oleh Kabupaten Cianjur dengan sektor pertaniannya yang luas. Sehingga, seharusnya Menteri Pertahanan Prabowo yang berkunjung ke Cianjur beberapa waktu lalu tidak untuk mencatat lahan kosong di wilayah selatan, tetapi memastikan program pembangunan pertanian bisa didapatkan oleh lahan yang sudah produktif agar semakin berkembang.

Mengubah lahan kosong menjadi lahan produktif tanpa konsep pembangunan yang memadai hanya akan menciptakan masalah yang lebih luas di sektor pertanian. Apalagi, Pemkab Cianjur hingga kini masih bertahan dengan pernyataannya bahwa jalan yang mulus bisa membuat perekonomian meningkat, tetapi mana buktinya? Apakah ada hasil penelitiannya? Bagaimana tahapannya?

BACA JUGA: Gelar Potensi Siswa SMA BPK Penabur Cianjur Bangkitkan Kreativitas Pelajar

Peran Pertanian Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Padahal, menurut Dippu Pasaribu dkk (2022:74) menyebutkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan efeknya terhadap perekonomian masyarakat dalam arti luas mulai dari kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, perumahan, dan lain-lain. 

Sementara di Kabupaten Cianjur, masalah kesehatan dan pendidikan pun masih belum terlihat perkembangannya. Kita tahu sendiri dengan banyaknya sekolah rusak yang kini masih belum diperbaiki, atau masalah lapangan kerja yang minim dan membuat angka pengangguran terbuka semakin meningkat.

Tidak hanya itu, Dippu Pasaribu dkk (2022:78) pun menyebutkan bahwa pertanian memiliki banyak peranan terhadap pembangunan ekonomi. Mulai dari peningkatan pendapatan masyarakat, sumber bahan baku industri, mendorong penghematan devisa, pemenuhan pangan, meningkatkan investasi, menyerap tenaga kerja, hingga mendorong pertumbuhan industri hulu pertanian.

Namun, konsep pembangunan ekonomi yang dicanangkan Pemkab Cianjur masih belum memberikan efek yang nyata bagi masyarakat. Bahkan di akhir masa jabatan Bupati Cianjur Herman Suherman sekali pun. Penyuluhan terhadap SDM baik yang muda maupun petani tradisional masih dangkal dan belum sampai pada pemberian fasilitas dan sistem yang tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Cianjur.

BACA JUGA: Cianjur Belum Dapat Restu Penambahan Pupuk Bersubsidi

Pengembangan SDM Jadi Hal Penting dalam Pembangunan Pertanian di Cianjur

Masyarakat sangat berharap besar pada program Petani Milenial yang sejak lama digencarkan dan menggaet anak muda potensial untuk mau berkontribusi menumbuhkan ekonomi di Cianjur. Namun, penyuluhan dan peningkatan SDM itu masih belum optimal, padahal SDM adalah kunci utama dalam pembangunan ekonomi.

Banyak proses penyuluhan petani milenial yang tidak sesuai dengan prinsip yang ada. Salah satunya adalah rekrutmen petani milenial yang asal menggaet orang dengan iming-iming uang duduk hanya untuk mendengarkan penyuluhan. Padahal, hal itu hanya akan membuat program ini menjadi sia-sia dan hanya buang-buang anggaran.

Reni Febrianti (18:2018) telah menjelaskan, setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatan harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip penyuluhan pertanian yang sudah disepakati, berikut saya jelaskan poinnya satu persatu.

  1. Penyuluhan Pertanian hendaknya diselenggarakan menurut keadaan yang senyatanya di lapangan.
  2. Penyuluhan pertanian seharusnya ditujukan untuk kepentingan dan kebutuhan sasaran yang dituju
  3. Penyuluhan pertanian ditujukan kepada para petani dan seluruh anggota keluarganya.
  4. Penyuluh pertanian adalah pendidikan untuk demokrasi.
  5. Harus ada kerjasama yang erat antara penyuluh, peneliti, peserta, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait.
  6. Rencana kerja penyuluhan pertanian sebaiknya disusun secara bersama.
  7. Penyuluhan pertanian bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan.

Jika penyuluhan dalam program petani milenial bisa memenuhi prinsip tersebut, tentu kita akan menemukan ada generasi milenial yang pergi ke ladang dan menanam padi. Kita pun akan menemukan anak muda yang mau berproses dengan cocok tanam buah dan sayur sebagai profesi utamanya.

Kita melihat ada banyak anak muda inspiratif dengan proyek pertanian mereka, namun berapa banyak? Cianjur selatan sebagai salah satu pusat pertanian besar di Kabupaten Cianjur hanya diisi oleh kaum boomer yang sudah menua dan perlu regenerasi. Sementara, anak-anak mereka tumbuh di perkotaan dan ingin bekerja dengan seragam agar bisa mendapatkan uang dengan waktu singkat tanpa proses panjang.

Pengembangan SDM di bidang pertanian perlu digencarkan oleh Pemkab Cianjur. Salah satunya caranya adalah membuat beasiswa untuk anak muda berprestasi di bidang pertanian untuk melanjutkan studinya, hingga ketika mereka lulus, maka harus pulang dan ikut andil membangun Cianjur.

SDM yang tepat dapat menghasilkan hasil yang sesuai dengan capaian. Selain SDM, Pemkab Cianjur harus memperbaiki ekosistem pertanian yang masih dalam lingkaran kecil, perkampungan di Cianjur selatan memiliki potensi pertanian, namun masih dominan dengan perputaran ekonomi skala kecil. 

Padahal, Pemkab Cianjur bisa menyediakan akses yang lebih luas, tidak hanya jalan bagus, tetapi sebuah inovasi agar hasil pertanian bisa dinikmati dan berputar di seluruh Kabupaten Cianjur. Investasi lokal ini bisa berkembang menjadi cahaya baru bagi perekonomian Cianjur dalam menyambut 2023, bukan 2024. Jika para stakeholder hanya fokus pada 2024, bisa dipastikan bahwa pembangunan ekonomi dan pembangunan pertanian, hanya sebatas omong kosong yang nyaring bunyinya, janji kosong yang tak ada hasilnya.

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan