Nasional

Potensi Digital Ekonomi Indonesia Menggiurkan, Menkop Mulai Genjot Program Voluntary Desk UMKM

×

Potensi Digital Ekonomi Indonesia Menggiurkan, Menkop Mulai Genjot Program Voluntary Desk UMKM

Sebarkan artikel ini
Potensi Digital Ekonomi Indonesia Menggiurkan, Menkop Mulai Genjot Program Voluntary Desk UMKM
GENJOT: Maksimalkan potensi ekonomi UMKM, Kemenkop genjot digiltalisasi melalui konsep voluntary desk dan pendampingan para ahli. (Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Pemerintah terus melakukan akselerasi bidang Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke sektor digital. Melalui konsep voluntary desk, para ahli diajak untuk menjadi mentor bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut, upaya ini dilakukan Kemenkop UKM bekerja sama dengan Mastercard Academy 2.0 melalui program MicroMentor Indonesia yang saat ini sukses merekrut 10 ribu pendamping dan menjangkau 40 ribu UMKM.

“UMKM saat ini jadi tumpuan ekonomi di tengah pandemi. Digitalisasi jadi keniscayaan pertumbuhan UMKM kita ke depan. UMKM perlu pendampingan dari mentor agar berkembang lebih cepat,” ujar Teten dalam keterangan tertulis, Senin (15/3/2021).

Menurut Teten, Indonesia memiliki potensi digital ekonomi yang sangat besar. Bahkan di 2025 nilainya diperkirakan mencapai Rp1.800 triliun.

“Jangan sampai digital market ekonomi kita justru dikuasai asing. UMKM harus jadi tuan rumah di negeri sendiri. Saya kira banyak orang Indonesia yang punya keahlian dan membantu UMKM berkembang dan menjadikan ini sebagai gerakan nasional, gerakan solidaritas kebangkitan UMKM lewat relawan mentor,” jelasnya.

Diungkapkannya, MicroMentor Indonesia akan melatih dan mendampingi UMKM tentang tata cara penggunaannya melalui platform MicroMentor Indonesia, yang diintegrasikan dengan platform pelatihan berbasis daring KemenkopUKM di edukukm.id.

“Kami mengajak masyarakat Indonesia yang punya keahlian marketing produksi untuk gabung dengan kami menjadi volunteerUMKM dalam meningkatkan kualitas produk. Masyarakat banyak yang mau membantuUMKM tapi sistemnya harus dimudahkan dan disederhanakan,” paparnya.

Teten berharap, program ini dapat mempercepat pertumbuhan wirausaha baru. Karena jumlah wirausaha Indonesia saat ini masih relatif kecil dibanding negara lain, yakni hanya sebesar 3,7 persen.

“Di 2024, kami targetkan menjadi empat persen. Berbagai cara dilakukan bukan hanya lewat pendampingan juga dengan skema modal ventura misalnya,” tuturnya.

Salah satu kegiatan usaha yang mendapat perhatian khusus dalam program ini adalah petani yang memproduksi kacang mete di Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana para petani yang tergabung dalam koperasi didampingi oleh para mentor dari Mercy Corps Indonesia bersama pelaku usaha agriculture lokal PT Profil Mitra Abadi (PMA) lewat produk Lewi’s Organics.

Sementara itu, CEO PMA, Lewi Cuaca menyebutkan, saat ini tak hanya kacang mete, para petani di NTT juga menghasilkan berbagai produk pertanian mulai dari gula lontar, sesame wijen, hingga minyak kayu putih.

“Sebagian besar produk telah diekspor ke luar negeri mayoritas Eropa dan Amerika Serikat, terutama Jerman, Belgia, Swiss, dan Belanda,” ungkap Lewi.

Teten pun mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PMA di NTT. Diakui Teten, saat ini masih banyak koperasi petani yang memproduksi hasil taninya secara tradisional.

“Hal ini akan didorong oleh Kemenkop UKM untuk masuk ke teknologi modern sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing secara global,” tandasnya.(sis/bbs)

Tinggalkan Balasan