banner 325x300
Berita

Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa

×

Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa

Sebarkan artikel ini
Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa
Siswa SDN Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur terpaksa belajar di musala karena tiga ruangan kelas nyaris ambruk.(Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – 77 tahun Indonesia merdeka dan 345 usia Kabupaten Cianjur, potret pendidikan di Kota Santri tampak belum memperlihatkan perbaikan. Banyak hal yang perlu dibenahi dan diperbaiki oleh pemerintah.

Seperti kita ketahui, Kabupaten Cianjur memiliki sekitar 1000 lebih ruang kelas SD yang rusak dengan kategori ringan, sedang, dan berat. Sementara, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Cianjur memiliki 1.249 SD yang tersebar di 32 kecamatan. Setidaknya ada 1209 SD negeri dan 40 SD swasta.

Total jumlah siswa SD yang ada di Cianjur setidaknya ada 249.700 orang. Sebanyak 243.310 orang bersekolah di SD negeri, sementara 7.390 bersekolah di SD swasta.

Selain sekolah yang rusak, kasus yang paling menggemparkan adalah puluhan siswa SDN Padawaras, Desa Sukaluyu, Cikadu, Cianjur yang terpaksa berjalan kaki melewati sungai ketika berangkat dan pulang sekolah. Lalu ada, SDN Karyasakti yang terpaksa belajar dengan duduk lesehan karena tidak punya bangku. Kemudian, SDN Sukanagalih yang belajar di musala karena ruang kelas rusak.

Selain ruang kelas SD yang rusak, Kabupaten Cianjur pun belum tampak memiliki program beasiswa perguruan tinggi untuk para generasi muda. Padahal, sudah banyak anak muda Cianjur yang berprestasi, namun tak kunjung mendapat perhatian.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur Aripin mengatakan, hasil laporan terakhir ada sekitar 1.000 ruangan kelas rusak. Kategori tersebut berdasarkan rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat.

Kepala Bidang sedikit mengkerutkan dahi, pasalnya satu ruangan rusak rata-rata memerlukan anggaran Rp 90 juta untuk memperbaikinya.

“Saya sudah menerima laporan SDN Karyasakti, untuk sekolah-sekolah rusak itu sebetulnya hampir di tiap kecamatan ada,” tuturnya kepada wartawan.

Sekolah-sekolah yang rusak itu sendiri, menjadi prioritas bagi Dinas Pendidikan untuk dipikirkan dan ditindaklanjuti agar segera mendapat bantuan.

“Semua bangunan yang tingkat kerusakannya rata-rata di atas 70% itu menjadi skala prioritas dan menjadi pengusulan dalam berbagai program bantuan,” katanya.

Pihaknya berharap ada ketersediaan anggaran untuk perbaikan sekolah yang laporannya sudah masuk dalam pemetaan.

Menurut Aripin sendiri, tujuan akhir memberikan kenyamanan kegiatan pembelajaran bagi tenaga pendidik dan kependidikan dengan adanya
memberikan kenyamanan perbaikan bangunan ruangan sekolah yang rusak.

“Jadi kami terus berupaya mudah-mudahan masuk di perubahan anggaran atau di anggaran murni 2023, nanti diupayakan dari berbagai program juga melalui dana alokasi khusus pusat,” jelasnya .

Untuk hasil dari pemetaan sejauh ini sudah masuk laporan sekolah rusak terdata sebanyak 1.000 lebih.

“Makanya untuk SD bukan hal yang sederhana kalau berbicara anggaran karena ada 1.000 lebih bangunan ruangan rusak, memang tingkat kerusakannya diklasifikasi dari mulai rusak berat, menengah, dan ringan jadi kami akumulasi 1.000 lebih bangunan ruangan sekolah dan membutuhkan anggaran. Kalau misalnya per lokal di angka 90 juta tinggal mengalikan saja jumlahnya,” ucap dia.

Baca Juga: Hak Politik Tidak Dicabut Mungkinkah IRM Maju di Pilkada 2024?

Desakan DPRD Cianjur Untuk Perbaiki Seribu Ruang Kelas SD yang Rusak

Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa
Puluhan pelajar SDN Padawaras, Kecamatan Cikadu, Cianjur terpaksa berjalan kaki melewati sungai ketika hendak berangkat dan pulang sekolah.(Foto: Istimewa)

DPRD Kabupaten Cianjur meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur segera membuat rencana untuk memperbaiki dan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan seribu lebih ruang kelas SD yang rusak di Kabupaten Cianjur.

Data terakhir yang ada di Dinas Pendidikan sendiri ada sekitar 1.000 lebih bangunan ruangan kelas yang rusak. Jika dihitung per ruangannya Rp 90 juta, maka untuk perbaikan bangunan sekolah dasar yang rusak butuh anggaran Rp 90 miliar.

“Bukan hanya inftastruktur jalan saja yang rusak sebagai penunjang kenaikan indeks pembangunan manusia (IPM) di kabupaten cianjur, ternyata banyak sekolah yang rusak dan perlu segera di perbaiki,” tutur Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan, Jumat (2/9/2022).

Kondisi kerusakan bangunan ruangan sekolah termasuk urgen dan perlu perbaikan segera. Mengingat banyak efek negatif yang bisa saja timbul dari sekolah yang rusak dan tetap dipaksakan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Mulai dari kesehatan murid, kualitas pemberian materi pelajaran, sampai dengan daya serap yang bisa saja kurang fokus dari para muridnya,” ungkapnya.

Ganjar sendiri, meminta eksekutif untuk memanfaatkan semua potensi yang ada jika APBD masih kekurangan untuk memperbaiki 1.000 lebih sekolah rusak tersebut.

“Ini untuk terselenggaranya belajar mengajar di sekolah tersebut, maka dari itu saya mendorong Pemkab Cianjur khususnya Dinas pendidikan harus bisa merencanakan pembangunan dan pengalokasian dananya dengan sebaik- baiknya,” jelasnya.

Selain sumber anggaran dari APBD menurut Ganjar, Dinas juga harus melihat potensi anggaran dari dana alokasi umum dan dana alokasi khusus pusat. Selain itu ada potensi corporate sosial responsibility dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Cianjur dan bisa membantu perbaikan sarana pendidikan seperti bangunan ruang sekolah yang rusak.

“Iya banyak potensi anggaran yang bisa digali baik itu dari DAU/DAK bahkan sumber lainnya selain APBD Yaitu corporate sosial responsibility, sumbangan komunitas, donasi dan lain sebagainya. Dalam hal ini yang penting bisa menunjang perbaikan sekolah rusak yang ada di Kabupaten Cianjur,” kata dia.

Baca Juga: Tolak Harga BBM Naik, Mahasiswa GMNI Demo di Kantor DPRD Cianjur

Cianjur Minim Beasiswa Perguruan Tinggi Bagi Generasi Muda yang Berprestasi

Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa
Belgies Dewi Fortuna, Peraih juara 3 Kepak Nasional 2019 dan pertukaran pelajar ke Jepang 2020.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurtoday,.com)

Kabupaten Cianjur belum terdengar memiliki program beasiswa perguruan tinggi. Padahal, semangat kuliah banyak dimiliki oleh anak muda dari Kota Santri. Tidak sedikit pula generasi muda berprestasi yang malah berkontribusi untuk kota lain.

Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi misalnya. Pemkot Sukabumi memberikan beasiswa kepada 33 calon mahasiswa untuk bisa melanjutkan pendidikan ke Universitas Nusa Putra. Selain itu, Pemkab Bogor pun menyediakan beasiswa pascasarjana bekerja sama dengan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Asep Suwarna mengatakan, Pemkab Cianjur seharusnya mampu memberikan beasiswa kepada anak muda yang berprestasi. Akan sangat disayangkan apabila masyarakat Cianjur tingkat pendidikannya masih rendah.

“Kalau Pemkab Cianjur membuat program beasiswa, pasti animonya akan semaking tinggi. Bikin seleksi misalnya, untuk dua orang saja, saya yakin bisa,” kata dia.

Menurut data BPS, dari 2.437.838 masyarakat Kabupaten Cianjur, mereka yang mengenyam pendidikan S1 hanya berjumlah 44.568. Sehingga, Asep menilai, Pemkab Cianjur terlalu acuh juga dalam sektor pendidikan di Kota Santri.

“Ya, saya lihatnya sih ini acuh, padahal banyak potensi yang bisa digali dari masyarakat Cianjur. Bisa juga setelah lulus S1, mereka diberdayakan di daerah asalnya untuk membangun Cianjur,” ucap dia.

Mahasiswa asal Kabupaten Cianjur, Belgies Dewi Fortuna (20) berkuliah di dua perguruan tinggi sekaligus. Dengan modal beasiswa yang diberikan pemerintah pusat, Belgies berkuliah di satu PTN dan satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Sebelum berkuliah, semasa SMA Belgies kerap menorehkan prestasi gemilang. Tidak hanya mengharumkan nama SMA Negeri 1 Cianjur, tetapi juga Kabupaten Cianjur dari mulai level nasional, sampai internasional.

Belgies berkuliah di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dengan jurusan Strategic Communication dan baru-baru ini ia masuk melalui jalur SBMPTN di Universitas Negeri Jember (Unej) di jurusan Sastra Indonesia.

Dirinya sempat menjadi peserta pertukaran pelajar di Jepang yang diselenggarakan Japan Science and Technology Agency yang berfokus pada bidang teknologi. Mewakili Jawa Barat dan Cianjur, ia melaksanakan program itu di bawah naungan Kemendikbud Ristek.

“Isi kegiatannya Tour campus, penelitian, traveling, sama biar tahu budaya Jepang,” ucap dia.

Belgies bisa lolos dalam program itu karena sebelumnya menjadi perwakilan Jawa Barat dalam kegiatan Kemah Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Nasional melalui Kepramukaan tahun 2019 yang digelar Kemendikbud Ristek.

“Saya masuk 3 besar, jadi dari Kemendikbud dapet laporan bahwa bisa mengikuti seleksu student exchange SSHP itu. Ikut seleksi mulai dari seleksi essay, speech, terus ada seleksi wawancara juga. Terus lolos dan jadi delegasi Indonesia sama 20 orang lain (itu udah termasuk pembina) di event SSHP itu,” ungkap dia.

Baca Juga: Bule Cantik Asal Perancis Datangi Jembatan Apung Terpanjang di Cianjur

Pemkab Cianjur Minim Apresiasi Terhadap Prestasi Penerus Bangsa

Potret Pendidikan Cianjur: Ribuan Sekolah Rusak, Minim Apresiasi, Nihil Beasiswa
Bupati Cianjur H Herman Suherman.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

Dirinya mengaku diberi piagam oleh Bupati Cianjur H Herman Suherman setelah melayangkan pengajuan. Belgies mengklaim piagam itu didapatkan bukan karena Pemkab Cianjur mengetahui prestasinya.

“Piagam didapetin setelah tau ikutan student exchange, bukan pas tahu juara 3 nasional. Gak ada janji beasiswa sama sekali,” ucap dia.

Dari Pemkab Cianjur, lanjut dia, dari sebelum berangkat ke tingkat nasional tidak memberikan apresiasi sama sekali. Ia mengaku hanya mendapatkan bekal dari Dinas Pendidikan Jawa barat.

Belgies berkuliah di UMN dengan modal tes beasiswa, ia mendapatkan potongan 80 persen dengan syarat mempertahankan IP minimal 3,5.” Kalo di UNEJ itu daftar SBMPTN ngajuin KIP Kuliah, sekarang masih belum ada kepastian doakan saja,” jelas dia.

Bupati Cianjur H Herman Suherman mengaku sudah membuat skema dalam memperbaiki banyaknya ruangan kelas SD yang rusak dan tidak layak pakai. Ia menyebut, jumlah murid dan sekolah di Cianjur tidak seimbang.

“Ini banyak SD yang kekurangan murid nanti akan dimerger, yang dimerger yang akan diperbaiki karena tidak seimbang dari jumlah murid dan jumlah sekolahnya. Murid sedikit, sekolah banyak. Ada juga sekolah sedikit, murid banyak,” ucap dia.

Soal program beasiswa dan apresiasi Pemkab Cianjur terhadap pemuda-pemudi berprestasi dari Kota Santri, Herman mengklaim pihaknya memberikan beasiswa setiap tahunnya di Universitas Suryakancana (Unsur). Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai beasiswa tersebut.

“Tiap tahun ada di Unsur, tiap tahun ada beasiswa. Untuk yang tidak mampu dan lain. Untuk dari Pemda bisa ditanya di kesra,” singkat dia.(afs)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan