banner 325x300
Berita

Ramadan, Seperti Inilah Aktivitas Kampung Kolang-kaling di Cianjur

×

Ramadan, Seperti Inilah Aktivitas Kampung Kolang-kaling di Cianjur

Sebarkan artikel ini
KOLANG-KALING: Setiap tahunnya, terlebih di bulan Ramadan, hampir seluruh masyarakat Kampung Kolang-Kaling sekitar mengolah buah dari pohon aren.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)
KOLANG-KALING: Setiap tahunnya, terlebih di bulan Ramadan, hampir seluruh masyarakat Kampung Kolang-Kaling sekitar mengolah buah dari pohon aren.(Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Di Kabupaten Cianjur terdapat satu kampung yang mengolah buah dari pohon aren menjadi kolang-kaling yang biasa dikonsumsi untuk manisan maupun santapan lain untuk berbuka puasa.

Kampung Kolang-kaling itu terletak di Kampung Kedung Hilir RT 04/RW 03, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang. Setiap tahun terlebih di bulan Ramadan, hampir seluruh masyarakat sekitar mengolah buah dari pohon aren menjadi kolang kaling.

banner 325x300

Bahkan, tak sedikit masyarakat yang rela membeli buah dari pohon aren ke wilayah Cianjur selatan. Pasalnya, tak banyak masyarakat sekitar yang memiliki kebun pohon aren, sehingga beberapa diantaranya harus membeli ke luar kampung.

Salah seorang pengolah kolang-kaling, Makmur (65) mengaku sudah sepuluh tahun menekuni aktivitas turun temurun tersebut. Ia memesan buah dari pohon aren dari salah satu kecamatan di Cianjur selatan. Dengan harga Rp1,5 juta, dirinya membeli buah dari lima pohon aren.

“Modalnya sekitar Rp1,5 jutaan, kalau dari pohon sendiri jarang. Karena panennya enggak barengan, kadang juga enggak panen. Makanya saya beli dari selatan aja,” tuturnya kepada Cianjur Update, Kamis (15/4/2021).

Namun, dari sekian banyak yang diolah menjadi kolang kaling, hasilnya tidak sebanyak yang diperkirakan. Selalu ada saja buah yang kurang bagus untuk dijual. Menurutnya, kolang kaling yang memiliki kualitas bagus yakni bewarna putih susu.

“Dari sekian pohon, paling yang bisa kejual setengah ton. Karena enggak semua kualitasnya bagus,” paparnya.

Selain itu, keuntungan yang didapat pun tidak seberapa. Dalam satu hari produksi dan penjualan, dirinya hanya mendapatkan untung Rp350 ribu. Itu pun belum dipotong untuk upah tiga orang pekerja yang masing-masing menerima Rp100 ribu.

Kendala yang Dihadapi Kampung Kolang-kaling

Kendala lainnya yakni penjualan yang tidak menentu. Ini membuat dirinya harus bersabar untuk mendapatkan untung dari penjualan kolang kaling. Tapi, jika menjelang Hari Raya Idul Fitri penjualan kolang-kaling akan meninggkat drastis.

“Ramenya itu menjelang Lebaran, itu banyak tuh yang nyari dari Bogor, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi,” terangnya.

Makmur pun berharap pemerintah bisa membantu dalam permodalan usaha pengolahan kolang-kaling yang sudah turun temurun digeluti masyarakat Kampung Kedung Hilir tersebut.

“Sehingga tidak hanya menjadi cerita semata mengenai adanya Kampung Kolang Kaling,” tandasnya.(afs/rez)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan