Berita

Riung Gunung, Kedai Kopi Instagramable dan Kekinian di Cianjur

×

Riung Gunung, Kedai Kopi Instagramable dan Kekinian di Cianjur

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Canjur – Tempat ngopi di Cianjur memang banyak, salah satunya Kedai Kopi Riung Gunung. Kedai yang beralamat di Jalan Babakankaret Nomor 130, Desa Babakankaret, Kecamatan Cianjur ini memiliki suasana alam yang asri.

Didirikan sejak September 2016, Kedai Kopi Riung Gunung memang sudah sengaja membawa unsur alam sebagai ‘power’ utama dari kedai kopi. “Setahu saya, di Kabupaten Cianjur itu ada hampir 35 kedai kopi dan semua posisinya di kota. Mungkin Kedai Kopi Riung Gunung ini menjadi satu-satunya yang berada jauh dari kota,” tutur pemilik Kedai Kopi Riung Gunung, Muhammad Idhar (26) kepada Cianjur Update, Rabu (26/02/2020).

Mengambil nama ‘Riung Gunung’ bagi Idhar bukan hal yang sederhana untuk diputuskan. Menurutnya, nama tersebut digunakan karena ingin menciptakan suasana berkumpul yang menarik.

“Riung kan dari bahasa Sunda yang artinya ngumpul. Kalau disebut gunung, tapi gak ada gunung paling yang paling deket itu Mananggel, kan gak enak kalau RIung Bukit. Intinya ingin ngariung (berkumpul)” katanya.

Ia pun mengatakan, tidak ada resep khusus pada kopi-kopi yang disajikan di sini. Selain itu, dari kopi yang disediakan pun diolah dengan cara yang sama pada umumnya.

“Kalau di RIung Gunung itu kan menjual alam. Ketika di tempat yang asri dan indah, mau minum kopi saschet pun akan terasa nikmat,” ungkapnya.

Dengan biaya Rp8 ribu sampai Rp15 ribu, kamu bisa menikmati berbagai makanan dan minuman yang disediakan. Ada banyak varian menu yang tersedia sehingga berbagai kalangan senang berkunjung ke kedai ini.

“Soal target sih umum. Kalau saya lihat masuk ke mana-mana, anak sekolah, keluarga, mahasiswa. Cuma diakhir-akhir ini kebagi, abis maghrib ke jam 11 malem biasanya pengunjugnya agak umum,” kata dia.

Omzet Meningkat

Berawal dari tanah seluas 3 x 4 meter persegi, tempat ini berubah menjadi kedai kopi yang instagramable dan kekinian di kalangan milenial. Bahkan, omzet penjualan di kedai ini terus meningkat.

“Jelas meningkat pasti ada tiap tahunnya 50 persen nyampe. Rencananya iya mau ekspansi lagi,” kata dia.

Di tengah ramai teknologi ojek online, Idhar mengaku sengaja tidak menggunakan teknologi pesan antar. Ini karena ia ingin pengunjung bisa menikmati langsung sajian kopi di kedai yang dekat dengan alam itu.

“Kalau kopi yang dipakai itu kopi Cianjur kadang ada sisanya tiap bulan beda, seperti kopi Sumatera. Semuanya lokal dari Indonesia,” pungkasnya.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan