CIANJURUPDATE.COM, Pacet – Beberapa wilayah di Jawa Barat (Jabar) seperti Cianjur, Tasikmalaya, dan Cirebon dikenal sebagai daerah pencetak santri, karena jumlah pondok pesantren (Ponpes) yang sangat banyak. Maka dari itu, Bawaslu Jabar menggerakkan para santri untuk diperbantukan dalam hal pengawasan pemilu.
Komisioner Bawaslu Jabar, Lolly Suhenty memaparkan, menjelang pemilu pada tiga wilayah khusus digelar sebuah sosialisasi terhadap kalangan santri dan santriwati. Sosialisasi tersebut berupa pemaparan materi mengenai indikasi pelanggaran, serta mekanisme pelaporan saat pemilu dilaksanakan April 2019 mendatang.
“Hari ini kami beritahukan apa itu fungsi Bawaslu dalam hal pengawasan. Karena di beberapa daerah jumlahnya sangat banyak, sehingga mereka kami rangkul untuk membantu tugas Bawaslu,” paparnya di Hotel Sangga Buana, Kecamatan Pacet Selasa (19/02/2019).
Cianjur Juga Dikategorikan Wilayah Rawan
Menurutnya, selain dianggap sebagai kota santri, Cianjur juga rawan kecurangan pemilu. Salah satunya, pada ajudikasi pemilu sehingga langkah semacam ini diperlukan Bawaslu untuk meningkatkan fungsi pengawasan, supaya pemilu berjalan sesuai aturan.
Baca Juga: Hari Santri Nasional Dijadikan Momentum Lawan LGBT
“Merujuk pada pemetaan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Cianjur, ada beberapa TPS yang terindikasi rawan kecurangan. Hal itu disebabkan oleh ketidak pahaman KPPS terhadap mekanisme perolehan suara,” jelasnya.
Kemudian, kata Lolly, selain para santri ke depan Bawaslu juga akan merangkul komunitas lainnya untuk membantu fungsi pengawasan. Salah satunya yang akan dilakukan kegiatan serupa yaitu pada komunitas emak-emak.
“Elemen perempuan seperti ibu rumah tangga atau emak-emak tidak kalah pentingnya. Karena mereka sangat mudah dirayu dan dibujuk untuk melakukan sesuatu hal,” tutupnya.(riz)
