Berita

Satgas Cianjur Sebut Jenis Vaksin Covid-19 Memiliki Kelebihan dan Kekurangan, Apa Saja?

×

Satgas Cianjur Sebut Jenis Vaksin Covid-19 Memiliki Kelebihan dan Kekurangan, Apa Saja?

Sebarkan artikel ini
Satgas Cianjur Sebut Jenis Vaksin Covid-19 Memiliki Kelebihan dan Kekurangan, Apa Saja?
VAKSIN: Setiap jenis vaksin Covid-19 memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing sesuai sasaran vaksinasi. (Foto: Ilustrasi)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Juru Bicara Satgas Penanganan Percepatan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, setiap jenis vaksin Covid-19 memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sehingga, lanjutnya, masyarakat harus dengan terbuka dan jujur saat menyampaikan riwayat kesehatan pada petugas di meja screening.

“Karena masing-masing jenis vaksin itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Hal tersebut tergantung pada sasaran masyarakat mana yang akan kami vaksinasi,” ujar Yusman kepada Cianjur Update, Kamis (26/8/2021).

Yusman menegaskan, bagi masyarakat umum yang cenderung mempunyai komorbid atau penyakit penyerta, sangat disarankan untuk menerima vaksin AstraZeneca.

Komorbid sendiri, lanjutnya, merupakan penyakit penyerta seperti darah tinggi, diabetes, jantung, gangguan ginjal, dan lain-lain.

“Masyarakat umum, sangat disarankan untuk vaksin AstraZeneca. Tetapi kalau untuk remaja, kami sarankan menggunakan Sinovac karena sudah uji klinis. Sementara untuk tenaga kesehatan cenderung menggunakan Moderna. Jadi masing-masing punya keunggulan dan kelemahan,” terangnya.

Yusman menuturkan, vaksin AstraZeneca bisa menjadi syarat keluar negeri karena memang saat ini yang diakui minimal itu menggunakan vaksin AstraZeneca.

“Moderna sudah pasti semua diakui terutama di negara Eropa itu pakainya Moderna. Vaksin ini juga jadi salah satu ketertarikan masyarakat untuk karena memiliki sertifikat yang bisa digunakan untuk bepergian ke luar negeri,” bebernya.

Mengutip alodokter.com, berikut informasi penting terkait jenis vaksin Covid-19: Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer:

Vaksin Sinovac

Nama vaksin: CoronaVac
Negara asal: China
Bahan dasar: virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus)
Uji Klinis: fase III (selesai)
Lokasi: China, Indonesia, Brazil, Turki, Chile
Usia peserta: 18–59 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 hari
Efikasi vaksin: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki)

Vaksin Sinovac telah melampaui standar minimal 50% yang ditetapkan oleh WHO dan FDA. Vaksin ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) dari BPOM, serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Vaksin Oxford-AstraZeneca

Nama vaksin: AZD1222
Negara asal: Inggris
Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
Uji klinis: fase III (hampir selesai)
Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru, Argentina
Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4–12 minggu
Efikasi vaksin: 75%

Efikasi vaksin dari Oxford-AstraZeneca tidak jauh berbeda dengan vaksin Sinovac. Vaksin AstraZeneca terbukti aman dan efektif dalam mengurangi risiko terinfeksi Corona dan risiko terjadinya penyakit yang berat atau perlu dirawat di rumah sakit.

Vaksin Moderna

Nama Vaksin: mRNA-1273
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
Uji klinis: fase III (selesai)
Lokasi: Amerika Serikat
Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
Efikasi vaksin: 94,1%

Hal yaang membedakan vaksin ini dengan ketiga vaksin di atas adalah bahan dasar yang digunakan. Vaksin Moderna menggunakan salah satu bahan genetik virus (mRNA).

Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus Corona. Selanjutnya, sel-sel tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan protein tersebut. Antibodi inilah yang kemudian akan melindungi tubuh dari virus Corona.

Vaksin Pfizer-BioNTech

Nama vaksin: BNT162b2
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
Uji klinis: fase III (selesai)
Lokasi: Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brazil, Argentina
Usia peserta: >16 tahun hingga >55 tahun
Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3 minggu
Efikasi vaksin: 95%

Meski menggunakan bahan dasar yang sama, hasil uji klinis fase 3, vaksin Pfizer sedikit lebih tinggi daripada vaksin Moderna. Namun, terlepas dari perbedaan efikasi vaksin Moderna dan vaksin Pfizer, kedua vaksin Covid-19 ini secara umum memiliki tingkat keamanan dan efek samping yang hampir sama.

(ct9/sis)

Tinggalkan Balasan