Gaya Hidup

Sejarah Pensil dari Zaman Yunani hingga Modern: Mulai Bentuk Persegi, Bersudut, hingga Bulat

×

Sejarah Pensil dari Zaman Yunani hingga Modern: Mulai Bentuk Persegi, Bersudut, hingga Bulat

Sebarkan artikel ini
Sejarah Pensil dari Zaman Yunani hingga Modern: Mulai Bentuk Persegi, Bersudut, hingga Bulat
MODERN: Perjalanan pembuatan pensil ternyata cukup panjang hingga bisa digunakan senyaman saat ini dengan berbagai bahan dan ketahannya. (Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM – Pensil merupakan salah satu alat tulis yang sering kita gunakan sehari-hari, terutama anak sekolah. Pensil juga sudah menemani dari kecil bahkan akan menemani sampai tua nanti.

Kita mungkin tidak bisa terlepas dari peralatan tulis ini. Dari tukang bangunan, tukang jahit, hingga arsitek atau insinyur juga banyak yang menjadikan pensil sebagai peralatan tempur mereka. Ingin tahu bagaimana sejarah pensil? Simak jawabannya di bawah ini.

Sejarah Pensil

Zaman Yunani

Bahan utama untuk membuat pensil adalah grafit. Grafit adalah sebuah mineral yang mirip dengan batu bara, tapi tidak bisa terbakar. Mineral ini bisa memberikan warna abu kehitaman yang mengkilap yang mudah dihapus. Pada zaman dulu, grafit tidak dibungkus dengan kayu.

Supaya tidak mengotori tangan, orang yang menggunakan grafit akan membungkusnya dengan lilitan kertas atau tali. Grafit yang dibungkus kayu baru muncul pada tahun 1560-an di Eropa.

Tahun 1564

Ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi.

Pada masa ini, istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya “seperti timah” mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itulah istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang.

Karena tekstur timah yang berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuk tongkat dan dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.

Tahun 1752

Tidak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman, dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik.

Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale pun menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris kemudian mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.

Tahun 1779

Dalam perkembangan selanjutnya, seorang ahli kimia Carl W Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal.

Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.

Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, maka pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil.

Tahun 1795

Selama bertahun-tahun isian pensil hanya menggunakan grafit, tanpa campuran apapun. Hanya saja, pada tahun 1795 seorang ahli kimia dari Prancis yang bernama Nicolas Jacque Conte’ mulai mencampurkan tanah liat dengan grafit.

Pencampuran grafit dan tanah liat itu bertujuan untuk membuat isian pensil yang kuat. Selain itu, pencampuran tersebut juga bisa membuat warna pensil lebih beragam. Ada yang hitam hingga agak pudar. Semua tergantung komposisi grafit dan tanah liat yang digunakan.

Abad 19

Pada abad ke-19, pabrik pensil mulai dibuat di Jerman dan Amerika Serikat. Semenjak ada pabrik, pensil pun mulai diproduksi dalam jumlah yang banyak. Padahal, sebelum ada pabrik, pensil dibuat secara manual oleh seorang pembuat pensil.

Pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan wilayah yang sekarang disebut Republik Ceko. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah sudah menggunakan pensil.

Pada 30 Maret 1858, Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Sedangkan peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.

Pembuatan Pensil di Era Modern

Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak dibuat menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus.

Pada awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.(ct7/sis)

Tinggalkan Balasan