Berita

Skimming BRI Cianjur, Pengamat: Sistem Keamanan Lemah, Audit IT Perbankan Harus Segera Dilakukan

×

Skimming BRI Cianjur, Pengamat: Sistem Keamanan Lemah, Audit IT Perbankan Harus Segera Dilakukan

Sebarkan artikel ini
Skimming BRI Cianjur, Pengamat: Sistem Keamanan Lemah, Audit IT Perbankan Harus Segera Dilakukan
SKIMMING: Para pengamat menilai, kasus skimming BRI Cianjur akibat sistem keamanan yang lemah dan diperlukan adanya audit sistem IT perbankan. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Meskipun sudah berlalu selama empat hari, namun peristiwa skimming BRI Cianjur masih menjadi pembicaraan dan diskusi hangat. Hal tersebut pun menarik perhatian berbagai pihak hingga pakar dan pengamat ekonomi Cianjur.

Pengamat Ekonomi Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Herlan Firmansyah mengatakan, pihak perbankan dalam hal ini BRI Cianjur harus bisa lebih meningkatkan mitigasi risiko dari para peretas serta kemungkinan adanya error system.

“Itu terkait dengan mitigasi risiko dari digitalisasi layanan, BRI mesti lebih meningkatkan keamanan dari para peretas dan error system,” tutur dia kepada Cianjur Today, Kamis (8/4/2021).

Menurutnya, kegiatan rush money atau penarikan uang secara besar-besaran tidak akan terjadi. Namun, kepercayaan nasabah dalam hal penyimpanan uang di bank akan berkurang.

“Kalau mengurangi kepercayaan menyimpan di bank pasti ada, hanya presentasinya tidak terlalu besar. Karena tampaknya BRI gerak cepat melakukan penanganan,” ungkapnya.

Cegah Skimming, Hati-hati Menggunakan Alat Pembayaran Non Tunai

Ia pun berpesan agar ini menjadi pelajaran bagi nasabah agar lebih hati-hati dalam menggunakan alat pembayaran nontunai berupa APMK.

Baik yang berupa ATM, uang elektronik, m-banking, internet-banking, dan lainnya.

Herlan menilai, jika BRI Cianjur tidak melakukan tindakan sesuai janji, kondisi ini pasti akan menjadi lebih ramai. Namun, tentunya, lanjut Herlan, BRI Cianjur tidak akan mengambil risiko sebesar itu.

“Kita lihat dulu beberapa hari ke depan, sesuai dengan yang disampaikan pihak BRI Cianjur,” singkatnya.

Sementara itu, Pengamat Teknik Informatika Universitas Putra Indonesia (Unpi) Cianjur, Eva Susilawati menilai, peristiwa skimming BRI Cianjur membuktikan lemahnya sistem informasi perbankan.

Selama tidak menggunakan sistem keamanan yang baik, kejadian tersebut akan kembali terulang.

“Untuk mengantisipasi agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi pak, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebaiknya mengaudit sistem IT perbankan agar tidak mudah dibobol,” jelasnya.

Bank BRI Cianjur Harus Segera Lakukan Audit

Eva mengatakan, audit sistem IT perbankan harus segera dilakukan agar tidak mudah dibobol oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Karena menurutnya, yang akan merugi adalah nasabah yang akhirnya menurunkan tingkat kepercayaan terhadap perbankan.

“Bahkan mungkin bukan sebaiknya, tapi seharusnya memang diaudit karena yang akan dirugikan sudah jelas adalah nasabah.

Sehingga tingkat kepercayaan mereka terhadap bank pun akan menurun, jika hal seperti ini terus terjadi,” paparnya.

Ia menjelaskan, kontrol internal dari pihak bank pun juga sangat penting untuk mengecek keamanan sistemnya. Karena biasanya hal tersebut terjadi ada kebocoran data yang disebabkan kelalaian pihak internal.

“Sehingga paling tidak bank harus mempekerjakan orang-orang yang jujur dan selalu memberikan pelatihan kepada mereka. Karena tidak menutup kemungkinan, ada kecurangan dari pihak internal juga,” tandasnya.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan