Berita

Soroti Eksploitasi Anak, P2TP2A Cianjur: Orang Tua Harus Diadvokasi dan Diedukasi

×

Soroti Eksploitasi Anak, P2TP2A Cianjur: Orang Tua Harus Diadvokasi dan Diedukasi

Sebarkan artikel ini
Soroti Eksploitasi Anak, P2TP2A Cianjur: Orang Tua Harus Diadvokasi dan Diedukasi
Foto: Ilustrasi/ pixabay

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Pemandangan anak-anak yang berkeliling ruas kota Kabupaten Cianjur sambil berjualan atau mengemis bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat. Namun, fenomena itu dinilai merupakan tindakan eksploitasi anak.

Dengan menenteng plastik bungkusan permen bekas mendatangi setiap tempat yang dirasa ramai agar mendapatkan uang recehan dan belas kasihan dari orang-orang. Terlebih menjelang sore hari.

Terkadang, anak-anak tersebut datang tidak sendiri. Ada dua hingga tiga orang berjalan berbarengan dengan pakaian sedikit lusuh.

Mawar (10) bukan nama sebenarnya salah satu anak yang tengah berkeliling di salah satu tempat kopi di Jalan Pangeran Hidayatullah mengatakan, dirinya bersama adiknya mendatangi setiap tempat melakukan hal tersebut beralasan untuk biaya sekolah.

“Untuk sekolah A, kadang pulang sekolah suka keluarnya kalau enggak sore hari,” kata dia kepada Cianjur Today, Senin (11/10/2021).

Padahal, lanjut dia, kedua orang tuanya masih ada dan ayahnya bekerja. Tanpa rasa canggung dirinya berbincang sembari menggenggam plastik yang dijadikan untuk menampung pundi-pundi rupiah.

“Mamah juga tahu kalau minta-minta gini,” singkatnya.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur, Lidya Indayani Umar memaparkan, jika benar ada orang tua mengeksploitasi anak, orang tua anak itu harus diadvokasi dan diedukasi.

“Itu dilakukan agar orangtua paham dan melarang serta mengawasi anaknya untuk tidak minta-minta,” terangnya.

Pihaknya pun sebelumnya pernah melakukan rekrutmen terhadap anak-anak yang memang perlu bimbingan. Namun saat ini terkendala anggaran dan juga tenaga-tenaga lapangan.

Beberapa di antaranya sudah mendapatkan pendidikan paket A dan B dari hasil rekrut anak yang biasa melakukan aktifitas di beberapa tempat seperti terminal.

“Dulu pernah (rekrut, red) tapi sekarang terkendala anggaran, semoga nanti ada untuk dikhususkan penanganan perempuan dan anak,” tutup dia.(afs/rez)

Tinggalkan Balasan