Pendidikan

Sosok di Balik Nama SDN Ibu Dewi dan Ibu Jenab Cianjur

×

Sosok di Balik Nama SDN Ibu Dewi dan Ibu Jenab Cianjur

Sebarkan artikel ini

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Warga Cianjur pasti tidak asing dengan nama SDN Ibu Dewi dan SDN Ibu Jenab. Kedua sekolah dasar ini sebagian besarnya berlokasi di pusat kota Cianjur.

SDN Ibu Dewi berjumlah delapan, mulai dari SDN Ibu Dewi 1 sampai SDN Ibu Dewi 8 yang berlokasi berbeda. SDN Ibu Jenab berjumlah empat, mulai dari SDN Ibu Jenab 1 sampai SDN Ibu Jenab 4 dengan lokasi yang berbeda-beda pula.

Banyak orang pasti bertanya- tanya, kenapa kedua tokoh wanita itu dijadikan nama sekolah, dengan kepopulerannya di Cianjur. Jika para pahlawan yang lainnya diabadikan sebagia nama jalan, namun berbeda dengan yang ini. Mereka memiliki jejak yang besar dalam bidang pendidikan di bumi sunda. Terutama bagi kaum wanita, karena salah satu jasa merekalah kini wanita berderajat sama dimata Indonesia dan dunia.

Siapakah Dewi Sartika?

Dewi Sartika adalah wanita hebat lahir di Cicalengka, Bandung pada 4 Desember 1884. Beliau meninggal di Cineam Tasikmalaya 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Ia adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita dan diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

Pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910.

Adapun mata pelajaran yang ditambahkan, yaitu pelajaran memasak, mencuci, menyetrika dan membatik. Pada tahun inilah sekolah dibuka berbagai daerah Priangan seperti Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Purwakarta dan Sukabumi. Hanya berselang 3 tahun sekolah Hingga memiliki 251 siswi, dengan 12 ruang belajar.

Siapakan Ibu Jenab?

Ibu Jenab atau bernama asli Siti Jenab Lahir pada tahun 1980, yang merupakan perempuan bangsawan. Sama halnya dengan yang dialami Dewi Sartika, pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan sistem pendidikan Barat.

Untuk masyarakat pribumi dengan tujuan memperoleh tenaga terdidik bergaji murah. Hanya kaum pria yang bisa menikmati pendidikan tersebut. Namun tidak bagi Siti Jenab yang beruntung bisa bersekolah di Sekolah Raden Dewi Sartika atas rekomendasi RA Cicih Wiarsih (Juag Cicih), anak semata wayang Bupati Cianjur RAA Prawiradireja II.

Saat di Bandung, Siti Jenab mendapat bimbingan langsung dari Dewi Sartika, pendiri Sakola  Istri. Setelah menyelesaikan pendidikan, Siti Jenab kembali ke Cianjur dan merasa prihatin melihat kaum perempuan yang dianggap warga kelas dua. Timbul tekad dalam diri Siti Jenab untuk meningkatkan kedudukan kaumnya melalui jalur pendidikan. Pada awalnya Siti Jenab memberikan pendidikan dengan cara berkeliling, door to door, dari satu tempat ke tempat lain. Mendatangi rumah-rumah, kampung dan desa.

Mata pelajaran yang diberikan sama seperti Sekolah Keutamaan Istri yang dibangun Dewi Sartika. Berupa pembelajaran membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, Bahasa Melayu, Bahasa Sunda, budi pekerti, agama dan ketrampilan perempuan seperti membatik dan merenda.

Sekolah yang didirikan Siti Jenab kemudian dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang mengubah namanya menjadi SDN Siti Jenab.

Tokoh Guru sekaligus Pejuang Pendidikan Nasional

Pengabdian kedua tokoh ini begitu diakui oleh kalangngan masyarakat dan pemerintahan. Terutama di Cianjur yang sampai kini nama kedua tokoh ini terpampang, sebagai nama sekolah. Menjadi bukti dan jejak perjalanan hebat Dewi Sartika dan Siti Jebanab, sebagai guru dan pejuang pendidikan nasional. Jasa yang sangat besar terutama bagi kaum wanita, menjadi motivasi bagi para pelajar disetiap kalangannya.

Kedua tokoh inilah menjadi sosok guru dengan istilah “digugu dan ditiru” dengan banyak hal yang kita ketahui. Kegigihan perjuangannya dalam mendirikan salah satu tujuan negara, yakni ‘ mencerdaskan kehidupan bangsa’.(*)

Sumber : Liputan6.com, Kompasiana.com, Wikipedia.com

Foto: sekolah kita

Tinggalkan Balasan