Berita

Tahu dan Tempe Sudah Mulai Tersedia di Pasar, Tapi Harga jadi Naik

×

Tahu dan Tempe Sudah Mulai Tersedia di Pasar, Tapi Harga jadi Naik

Sebarkan artikel ini
Tahu dan Tempe Sudah Mulai Tersedia di Pasar, Tapi Harga jadi Naik
NAIK: Keberadaan tahu dan tempe sudah kembali ada di pasaran, namun kini harganya menjadi naik dan stok tidak sebanyak dulu. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Sudah sejak 1 Januari 2021, tahu dan tempe sempat menghilang di pasaran membuat sejumlah pembeli kalang kabut. Diketahui para pedagang tahu dan tempe di Pasar Induk Cianjur melakukan mogok jualan sebagai bentuk protes atas mahalnya harga kacang kedelai yang saat ini berkisar di harga Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.

Seorang pedagang tahu di Pasar Induk Cianjur, Herman (34) menjelaskan, beberapa hari lalu memang semua pedagang sepakat tidak akan berjualan sementara. Sebab, lanjutnya, harga tahu dari pabrik sekarang jadi naik.

“Karena dari pabrik sudah menaikan harga, saya juga terpaksa menjual tahu asalnya Rp4 ribu jadi Rp5 ribu per kantong pada konsumen,” ujarnya kepada Cianjur Update, Selasa (5/1/2021).

Herman menjelaskan, ia memang tidak menjual tahu banyak seperti biasanya, karena khawatir tidak akan terjual semua.

“Saya jual sedikit sekarang, takut ga kejual semua. Nanti kan rugi,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan pedagang tempe, Irfan (34). Menurutnya kenaikan harga dari pabrik akibat harga kacang kedelai memang sangat berdampak pada penjualan pedagang. Belum lagi, lanjutnya, para pedagang jadi protes dan enggan membeli.

“Sekarang saja untuk tempe ukuran sedang yang biasa saya jual Rp4.000 jadi Rp6.000, itu pun pembeli pada protes. Sekarang banyak yang jual dan sudah menaikan harga atau ukuran tahunya jadi diperkecil,” imbuhnya.

Sementara itu, Pemilik Pabrik Tahu Mantap, Hj Rani (40) mengungkapkan, kenaikan harga kedelai sangat berdampak pada aktivitas produksi tahu miliknya. Sebab, biaya produksi menjadi naik dan pendapatan yang dihasilkan tidak seimbang.

“Kalau biasanya saya beli kedelai itu Rp9.700 per kilogram, namun sekarang bisa mencapai Rp11.000 – Rp12.000 per kilogram,” ujarnya, Selasa (5/1/2021).

Rani mengungkapkan, dalam sehari ia membutuhkan sekitar 2 kwintal kacang kedelai. Namun karena naik, terpaksa ia mengurangi kebutuhan kacang.

“Harga tahu saat ini naik dari yang asalnya Rp5 ribu sekarang menjadi Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kantong. Sejak kenaikan harga, pada 1 Januari pabrik juga tutup selama tiga hari, dan mulai buka pada 4 Januari kemarin,” ungkapnya.

Rani menyebut, pabrik tahu miliknya ini sudah berdiri sejak 2011 silam dan buka 24 jam. Semua stok, lanjut Rani, ia ambil dari daerah Sabandar, Karangtengah.

“Selain buka untuk konsumen, ada juga sekitar 20 orang pengecer yang membeli di sini,” imbuhnya.

Selama masa pandemi sejak Maret 2020 lalu, Rani mengaku ada penurunan omzet hingga 25 persen. Namun apa daya, demi terus memenuhi kebutuhan hidup dan banyak karyawan yang bekerja di pabriknya, ia tetap memproduksi tahu.

“Per bulan omzet bisa sampai Rp40 juta, namun karena pandemi ini omzet kami menurun. Saya berharap pandemi segera berakhir dan pemerintah menemukan solusi atas kenaikan kacang kedelai ini, agar semua kembali stabil,” paparnya.

Kepala Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Tri Wibowo mengatakan, saat ini memang harga kacang kedelai cenderung naik, yaitu berada di harga Rp9 ribu hingga Rp11 ribu per kilogram.

“Keinginan pabrik tahu dan tempe itu Rp9 ribu ke bawah tapi sekarang masih di atas,” jelas dia.

Ia pun menyebut saat ini stok tahu dan tempe di pasar sudah stabil dan kembali seperti biasanya. Bahkan, pedagang yang sempat mogok kerja pun kembali berjualan.

“Pedagang udah kembali berdagang kan tuntutan kemarin tidak mau berdagang itu dari 1 sampai 3 Januari,” tandasnya.(ct9/afs/sis)

Tinggalkan Balasan