CIANJURUPDATE.COM, Bojongpicung – Empat calon Kades Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur meminta pelaksanaan Pilkades diulang. Mereka tidak menerima hasil penghitungan suara dan menduga ada sejumlah kecurangan.
Salah seorang calon Kades Neglasari, Dadang Supendi, menjelaskan, pihaknya tidak legawa atas hasil pelaksanaan Pilkades. Sebab, panitia diduga tidak netral dan memihak pada salah seorang calon kades.
Pihaknya pun menemukan barang kukti berupa uang, kerudung, dan makanan dari salah seorang calon kades. Akibatnya, empat calon kades protes tidak menerima hasil pelaksanaan Pilkades Neglasari.
“Dengan adanya itu empat orang calon kades sepakat akan melakukan protes dan unjuk rasa pada pihak BPD dan Panitia. Akan diteruskan pada pihak kecamatan dan Pemkab Cianjur,” ucap Dadang kepada Cianjur Update, Selasa (25/2/2020).
Sementara itu, Ketua Panitia Pilkades Neglasari, H Endas, mempersilakan adanya keberatan dari pihak calon kades mana pun. Sebab, di dalam aturan itu diperbolehkan dengan batas waktu.
“Batas akhirnya hanya tigavhari setelah pelaksanaan Pilkades, juga jenis aduannya harus jelas dan disertai bukti konkrit,” ujarnya.
Kalau merasa tidak puas terhadap kinerja panitia, nanti akan ditangani pengaduannya. Sedangkan jika yang dipermasalahkan daftar hadir pemilih yang ditiadakan, Endas pun memberikan penjelasan.
“Hal itu dilakukan karena untuk memperlancar proses pelaksanaan Pilkades, supaya jangan terjadi saling dorong di pintu masuk. Itu berdasarkan musyawarah, kesepakatan bersama para saksi dari seluruh calon kades,” tandasnya.
Untuk diketahui, Pelaksanaan Pilkades Neglasari berlangsung di 3 Tempat Pemungutan Suara (TPS). TPS I di dalam GOR desa, TPS II Kampung Sukamulya, dan TPS III di Kampung Benong.
Ada lima calon yang ikut dalam Pilkades itu, di antaranya nomor 1 Deni Suarna, nomor 2 Dadang Supendi, nomor 3 Enci Nur hayati, nomor 4 Trio Suwandi, dan nomor . Rizki Anugrah Miraj. Setelah selesai penghitungan suara, nomor 3 mendapat suara terbanyak.(ct5/rez)
