banner 325x300
Berita

Tega! Pasien Kurang Mampu Penderita Jantung Dicueki RSUD Sayang Cianjur

×

Tega! Pasien Kurang Mampu Penderita Jantung Dicueki RSUD Sayang Cianjur

Sebarkan artikel ini
Tega! Pasien Kurang Mampu Penderita Jantung Dicueki RSUD Sayang Cianjur

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Seorang Pasien kurang mampu yang menderita penyakit jantung, mendapat pelayanan kurang menyenangkan saat berobat ke RSUD Sayang Cianjur. Pasalnya, setelah mengaku tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya pengobatan, AS (59), pasien penderita jantung yang dalam kondisi memprihatinkan tersebut malah tidak mendapatkan tindakan pengobatan.

Istri pasien, RA mengatakan, suaminya sempat mendapatkan penanganan dan pemeriksaan di IGD RSUD Cianjur pada Rabu (23/3/2022). Setelahnya, karena membutuhkan perawatan lebih lanjut, petugas RSUD akhirnya memindahkan AS ke ruang rawat inap.

RA mengaku, suaminya AS sebetulnya memiliki kartu BPJS Kesehatan. Namun, sayangnya ditolak oleh pihak RSUD lantaran masih memiliki tunggakan. Sehingga, keluarga terpaksa berobat dengan status pasien umum yang biaya pengobatannya jauh lebih mahal, dengan harapan AS segera mendapatkan pengobatan.

Baca Juga: Perawat RSUD Cianjur Dipecat Mendadak, Dituduh Jadi Pengurus Parpol

“Saat akan pindah ke ruang arben, mengingat kondisi bapak yang rentan karena penyakit jantung, dan tidak punya BPJS, sudah pasti jadi pasien umum. Keluarga menyetujui, dan sudah paham akan hal itu, karena biasanya pasien ketika sudah masuk ke ruangan statusnya kan sudah jelas, pasien umum atau bpjs. sehingga, harusnya, sudah ada tindakan pengobatan yang jelas,” ungkap RA, Kamis (24/3/2022).

Namun, usai dirawat di ruang rawat inap RSUD Sayang Cianjur, perlakuan berbeda dan kurang menyenangkan justru AS dapatkan dari petugas kesehatan.

RA menambahkan, saat pasien lain di ruangan yang sama mulai mendapatkan obat, AS malah tidak mendapatkan obat dari Nakes yang bertugas dan dibiarkan cukup lama. Hingga akhirnya ia pun menanyakan kenapa suaminya saja yang tidak mendapatkan obat.

“Untuk penanganan seperti pemeriksaan memang ada, tapi terkait obat ini yang kurang jelas, sampai keluarga yang menanyakan ke perawat. Jadi, alasan perawat, belum ada tindakan pengobatan karena stok obatnya sedang kosong di RSUD,” jelas RA.

Lambat Diobati, Keluarga Beli Obat di Luar

Ia melanjutkan, perawat malah memberikan resep obat dan menyuruh pihak keluarga untuk beli obat di luar RSUD. perawat mengatakan itu resep dari dokter.

“Akhirnya keluarga beli obat di luar. setelah beli dan kembali lagi ke RSUD, obatnya malah tidak terpakai. Perawat malah menyuntikkan obat lain ke pasien. Alasannya, itu obat yang dipinjam dulu dari pasien yang lain. jadi obat yang dibeli tidak terpakai, ini kita seperti dipermainkan,” terangnya.

Hingga saat pemeriksaan dokter pagi hari tadi, dokter mengaku tidak memberikan resep untuk keluarga beli obat di luar RSUD.

“Bahkan dokter yang memeriksa bilang kenapa harus beli di luar? kan stok obat di Depo ada. Jadi, ini soal stok obat di RSUD ini ada atau tidak untuk pasien pada saat itu? keluarga jadi ada anggapan seperti disepelekan dan dipermainkan,” ungkapnya.

Karena pelayanan yang buruk seperti itu, pihak keluarga pun memutuskan untuk membawa pulang AS. Itu pun harus dengan menyelasaikan administrasi terlebih dahulu.

“Kalau seperti ini malah rugi, biaya rawat inap kan tetap berjalan sementara tindakan pengobatannya asal-asalan. untuk menginap satu hari saja itu sampai 2 juta lebih seharinya, belum termasuk obat,” ujar RA.

Pihak keluarga sudah berupaya untuk mendapatkan keringanan biaya pengobatan, dari mulai menghubungi pihak Dinas Sosial, BPJS Tenaga Kerja. Namun, kedua lembaga tersebut tidak bisa memberikan solusi untuk masalah biaya pengobatan ini.

“Dari pihak rumah sakit memang ada keringanan, itu pun hanya potongan 25 persen. Untuk kami yang memang kurang mampu, biaya yang harus kami bayar itu masih tergolong besar,” Tandasnya.

RSUD Cianjur Mengaku Sudah Sesuai Prosedur

Sementara itu, menanggapi keluhan terkait pelayanan ini, Direktur RSUD Sayang Cianjur, dr. Dharmawan S Dahlan mengaku pihaknya sudah menjalankan penanganan pasien sesuai prosedur.

“Semua sudah kita lakukan. Tapi ada beberapa tindakan atau obat yang harus jelas pembiayaannya, BPJS atau umum. Kalau gratis, wah repot,” kata Dharmawan melalui pesan singkat WhatsApp.

Terkait stok obat yang keluarga pasien tanyakan, Dharmawan mengatakan memang ada obat yang tidak tersedia di Depo lantaran harganya yang mahal.

“Ada beberapa obat untuk jantung yang tidak ada di depo karena harganya yang mahal. Kita sudah berupaya maksimal, tapi karena obat-obat (untuk penyakit) jantung memang mahal dan susah, jadi ya harus resep dari luar,”ucapnya.

Adapun keterangan mengenai perawat yang meminjam obat dari pasien lain, Dharmawan memberikan alasan yang kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya. Ia mengatakan sebetulnya obat untuk pasien AS tersedia di depo.

“Sebenarnya ada di depo, tapi karena lama, keluarga ingin cepat. Jadi resep beli di luar. Padahal ada di trolley, bukan pinjem dari luar. Saya sudah bicara dengan kepala ruangannya. Ini karena perawat ingin melayani keluarga yang ingin cepat-cepat,”terangnya.

Sementara, untuk permintaan terkait permintaan keringanan biaya pengobatan, pihaknya hanya mampu memberikan potongan sebesar 25 persen dari total biaya.

Baca Juga: Innalillahi, Seorang Tenaga Kesehatan di RSUD Cianjur Meninggal Setelah Terpapar Covid-19

“Maksimal paling kita bisa beri 25 persen saja potongannya. Karena kalau mau gratis, siapa yang mau bayar? BPJS tidak ada, Rekom dari Dinas Sosial juga kan tidak ada. Masa saya yang harus bayar? Jasa kita, perawat dan dokter tidak dibayar tidak apa-apa. Tapi masa obat-obatan dan tempat tidur serta makan harus kita yang bayar?” ungkap Dharmawan.(arm)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan