Berita

Tim Mabes Polri Bawa Mantan Napi Teroris ke Cianjur

×

Tim Mabes Polri Bawa Mantan Napi Teroris ke Cianjur

Sebarkan artikel ini
Tim Mabes Polri AKBP Syuhaimi bersama Ustadz Khairul Ghazali berfoto usai kegiatan silaturahmi dengan para santri Darussalamah Al-Mubarok

Mengupas Tuntas Paham-paham Sesat di Lembaga Pendidikan

CIANJURToday – Tim Mabes Polri bawa mantan narapidana (Napi) teroris Ustadz Khairul Ghazali mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalamah Al-Mubarok, di Kampung Cipadang, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong,Kabupaten Cianjur.

Kegiatan tersebut, diselenggarakan Tim Mabes Polri sebagai bentuk silaturahmi ke Ponpes yang ada di Jawa Barat (Jabar) untuk membangun sinergitas dalam rangka mendukung terselenggaranya Pileg dan Pilpres 2019 yang aman dan damai.

Selain itu, kehadirannya juga guna mengantisipasi paham raikalisme, terorisme dan intoleransi penyebaran berita hoax di lingkungan ponpes demi menjaga keutuhan NKRI.

“Kita memang sudah melakukan beberapa kegiatan serupa seperti ini ke penjuru Nusantara. Antara lain ponpes Al Mu’min Ngeruqi di Jawa Timur, Ponpes Al Hidayah di Sumatera Utara. Hal ini juga kami tujukan sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan. Kami sebisa mungkin ingin mencegah berkembangnya paham-paham, yang menyesatkan,” papar Tim dari Mabes Polri, AKBP Syuhaimi kepada Cianjurtoday.com, Minggu (26/08/2018).

Saat ini, dikatakan Syuhaimi, paham-paham yang menyesatkan berkembang pesat di media sosial (medsos). Maka dari itu pihaknya mengajak peran daripada masyarakat, organisasi masyarakat (ormas), ponpes atau lembaga pendidikan lain untuk mengantisipasi paham berbahaya tersebut menyebar dan mengakar.

“Apalagi menjelang pemilu paham-paham sesat semakin kencang ditebarkan oknum yang ingin memecah belah NKRI. Kami berharap lewat silaturahmi ini, saat dan setelah pemilu bisa berjalan dengan kondusif,” ujarnya.

Kehadirannya bersama pelaku sejarah, seperti Ustadz Khairul Ghazali yang merupakan mantan napi teroris, diharapkan bisa memberikan pencerahan ke setiap tempat yang dihadirinya. Pasalnya, pengalaman dari eks teroris bisa dijadikan contoh kepada para generasi muda yang masih polos, untuk tidak mengikuti sudut pandang yang bisa menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak.

“Ustadz Ghazali ini pernah menjalani hukuman, tapi kita bangga dia sudah berubah total. Lewat kehadirannya kami harap mampu memberikan pencerahan, dan dia bisa menjadi duta bagi yang lain,” kata Syuhaimi.

Sementara itu, Ustadz Khairul sendiri mengatakan, perannya dalam hal ini untuk memberikan sudut pandang dalam memaknai ayat-ayat Al-Qur’an secara benar. Berdasarkan pengalamannya, banyak orang-orang terjerumus pada sesuatu yang menyesatkan akibat tidak maksimal memaknai ayat.

“Banyak orang berbuat ceroboh karena kurang paham memaknai sebuah ayat, sehingga mereka terjerumus dan melalukan sesuatu yang merugikan,” kata dia.

Islam sendiri, disebutkannya, merupakan agama dan ajaran yang rahmatan lil alamin. Artinya di agama islam tidak pernah diajarkan satupun kebencian dan kejahatan, yang ada semuanya diserukan untuk berbuat kebaikan.

“Semoga apa yang saya sampaikan kepada para generasi muda di kesempatan ini, bisa mengantisipasi mereka dari paham-paham yang dapat membahayakan,” pungkasnya.(riz)

Tinggalkan Balasan